Parker mengingatkan bahwa, meskipun menarik, pembelajaran yang efektif memungkinkan murid membuat keputusan sendiri dalam proses belajar.
Baca Juga: Transformasi Pendidikan: Peluang Guru Penggerak Diutamakan Menjadi Kepala Sekolah
Pentingnya pendekatan ini juga dibarengi dengan risiko pendekatan yang salah. Penggunaan waktu bermain sebagai penghargaan atau pengganti tugas kurang menarik dapat mereduksi nilai pembelajaran melalui bermain.
Oleh karena itu, guru harus mengintegrasikan belajar sambil bermain ke dalam kurikulum, bukan sebagai tambahan.
Yuni Widiastuti, pendiri Rumah Main STrEAM, menyarankan pendekatan belajar sambil bermain dimulai dengan memikat minat anak melalui siklus ABC: Amati, Bayangkan/Bertanya, Cek/Cari Tahu.
Tahap diskusi dan evaluasi juga penting dalam membantu anak mengolah informasi dan mendiskusikan hasil pembelajaran.
Merencanakan aktivitas belajar sambil bermain sebelumnya membawa hasil yang lebih baik. Pertimbangkan komposisi ruang kelas yang sesuai dan beragam untuk menciptakan "diet bermain" yang seimbang.
Dalam keseluruhan, pendekatan ini memberikan peluang bagi anak-anak untuk belajar sambil bermain dengan cara yang menyenangkan dan efektif, membangun dasar cinta belajar yang berkelanjutan.
Artikel Terkait
Revitalisasi Pendidikan: Tantangan Guru Penggerak dalam Menghasilkan Karya Berkualitas
Webinar SAPA GTK: Guru Penggerak dan Perubahan Paradigma Pendidikan
Luar Biasa! Angkatan 8 Pendidikan Guru Penggerak Catatkan Partisipasi 11.730 Guru
Cara Meredakan Tangisan Bayi dengan Mudah: 11 Strategi Teruji yang Wajib Anda Ketahui
Kontroversi Sekolah Internasional: LGBT, Gender Netral, dan Perdebatan tentang Pendidikan