Webinar SAPA GTK: Guru Penggerak dan Perubahan Paradigma Pendidikan

Catatanfakta.com - Pada tanggal 29 Maret 2023, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar webinar SAPA GTK Episode 12 yang mengusung tema "Guru Penggerak: Membimbing Transformasi Pembelajaran di Lingkungan Pendidikan".

Acara ini merupakan upaya dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) untuk memajukan peran penting pendidik dalam transformasi pendidikan.

Dr. Praptono, M.Ed, yang merupakan Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, berbicara dalam sambutannya tentang esensi Pendidikan Guru Penggerak (PGP).

Baca Juga: Anies Baswedan: Mendorong Gerakan Kolaboratif untuk Transformasi Pendidikan

Lebih dari sekadar membentuk individu yang mendorong perubahan, program ini memiliki tujuan lebih besar, yaitu menghasilkan pemimpin sekolah yang efektif, baik sebagai kepala sekolah maupun pengawas sekolah.

Praptono menekankan bahwa peran kepala sekolah telah bermetamorfosis dari sekadar tugas administratif menjadi seorang pemimpin yang mendukung guru-guru di bawahnya dalam mengatasi tantangan pedagogis. Pengawas sekolah pun tidak lagi hanya menjalankan peran kontrol, tetapi juga menjadi pendamping dan pembina kepala sekolah serta guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

Caridah, S.Pd., M.Pd, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab. Brebes, mengukuhkan pandangan ini dengan pengalaman positif yang dirasakan daerahnya. Dia menjelaskan bahwa Guru Penggerak mampu meningkatkan kualitas kepemimpinan di tingkat sekolah dengan perspektif yang luas dan inovatif sesuai Kurikulum Merdeka. Dalam konteks Kabupaten Brebes, program ini telah mendorong perkembangan budaya sekolah yang adaptif dan kompetitif.

Baca Juga: Isu-isu Pendidikan 2023: Melampaui Tantangan Tradisional Menuju Kolaborasi Baru

Pendapat ini juga dikuatkan oleh Wasuybba, Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Kota Sorong. Baginya, perubahan pertama yang dihasilkan oleh Pendidikan Guru Penggerak adalah perubahan mentalitas. Kesadaran akan peran guru sebagai agen perubahan menjadi penting, dan dia bertekad untuk menanamkan pola pikir positif ini kepada guru-guru yang diawasinya.

Dalam upaya untuk merangsang perubahan, Wasuybba bersama pengawas sekolah dan komunitas Guru Penggerak di Sorong telah menginisiasi program 3S (Sisir, Susur, dan Sasar). Tujuannya adalah menggapai sekolah-sekolah di pulau-pulau sekitar Sorong agar mereka memahami serta menerapkan Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar.

Kepala Sekolah SMPN 1 Ende, Ignasius Ghele Radja, menambahkan pandangan berharga. Setelah mengikuti program Guru Penggerak, pandangannya terhadap siswa berubah drastis. Ia melihat bukan hanya seragam, tetapi potensi unik dalam setiap individu. Program ini tidak hanya menyajikan pengetahuan, tetapi juga membentuk kepemimpinan dalam pembelajaran, manajemen emosi, pengambilan keputusan, dan merancang program yang berdampak positif.

Baca Juga: Sempat Viral .... Lawakan Siswa Bikin Sonya dan Bupati KBB Ikut Bergoyang Tawa

Ignasius, yang kini menjadi kepala sekolah, mendukung regulasi yang lebih mengutamakan Guru Penggerak sebagai kepala sekolah. Baginya, kualitas pendidikan akan berkembang dengan baik di bawah kepemimpinan guru yang berdedikasi.

Seiring berjalannya waktu, Program Pendidikan Guru Penggerak terus berkembang dan saat ini telah mencapai angkatan 5. Di seluruh Indonesia, ada 2.164 Guru Penggerak yang menjadi Kepala Sekolah dan 35 diantaranya menjadi Pengawas Sekolah, sejalan dengan dukungan dari Permendikbudristek No. 40 tahun 2021 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah dan Permendikbudristek No. 26 tahun 2022 tentang Pendidikan Guru Penggerak.