Tren Virtual Reality di Dunia Pendidikan

Catatanfakta.com -, Virtual Reality (VR) semakin populer dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan modern, yang kini membutuhkan metode belajar inovatif agar siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mengalami langsung simulasi nyata.

Menurut laporan Global Market Insights 2025, pasar VR dalam pendidikan diperkirakan tumbuh hingga miliaran dolar seiring meningkatnya adopsi teknologi di sekolah, universitas, hingga pelatihan profesional.

Beberapa universitas besar dunia, seperti Stanford dan Harvard, bahkan sudah mengembangkan kelas berbasis VR untuk simulasi sains, anatomi, hingga rekayasa teknik.

Baca Juga: 5 Pekerjaan Baru yang Lahir karena AI di Tahun 2025, Nomor 3 Paling Diburu Perusahaan Teknologi!

 Bagaimana VR Mengubah Cara Belajar?

VR menghadirkan pengalaman belajar yang lebih realistis dan mendalam. Dengan headset VR, siswa bisa:

• Masuk ke laboratorium virtual tanpa harus khawatir keterbatasan alat fisik.

• Menjelajahi sejarah dunia seakan mereka berada langsung di Piramida Mesir atau Kerajaan Majapahit.

• Simulasi kedokteran untuk memahami organ tubuh manusia tanpa harus praktik langsung ke pasien.

• Pelatihan teknis bagi mahasiswa teknik, pilot, atau tenaga medis dengan risiko rendah.

Menurut para ahli, VR meningkatkan retensi belajar hingga 75% karena mengaktifkan pengalaman multisensori dibandingkan hanya membaca buku atau menonton video.

Baca Juga: Guru Honorer Bisa Jadi Penulis Bestseller, Begini Strateginya

Potensi VR di Indonesia

Meski infrastruktur pendidikan Indonesia masih menghadapi tantangan, adopsi edtech (educational technology) mulai meningkat. Beberapa startup lokal sudah mulai mengembangkan platform VR untuk pembelajaran:

• Startup edtech berbasis VR menghadirkan simulasi IPA dan matematika untuk SMP & SMA.

• Beberapa sekolah unggulan mulai menguji coba lab virtual sebagai solusi keterbatasan sarana.

• Pemerintah juga mendorong transformasi digital pendidikan melalui program Merdeka Belajar dan integrasi teknologi.