Selain pendanaan, ada juga perhatian tentang keselamatan dan kesehatan anak-anak selama program pertukaran. Orang tua di Indonesia khawatir tentang penyediaan makanan halal dan fasilitas shalat yang sesuai.
Baca Juga: Pendekatan ABCDE: Membangun Minat Belajar Melalui Permainan di Sekolah dan Rumah
Sementara itu, orang tua di Australia lebih cenderung memperhatikan isu keselamatan dan kesehatan, terutama setelah insiden-insiden tertentu. Dalam hal ini, peran guru dan sekolah sangat penting dalam memberikan informasi yang jelas dan mendukung para orang tua.
Selain itu, terdapat hambatan teknologi di beberapa wilayah di Indonesia. Tidak semua sekolah memiliki akses internet atau perangkat komputer yang memadai, bahkan beberapa sekolah di daerah terpencil bahkan tidak memiliki listrik.
Oleh karena itu, upaya untuk memastikan infrastruktur teknologi yang memadai juga perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan program kemitraan ini.
Baca Juga: Pemecahan Masalah dalam Dunia Digital: Peran Algoritma di Awal Pendidikan
Dalam keseluruhan, pandangan orang tua terhadap kemitraan internasional antar sekolah ini mencerminkan kompleksitas tantangan dan potensi positif yang melekat.
Melibatkan orang tua, terutama dari berbagai lapisan masyarakat, adalah langkah penting dalam merancang dan melaksanakan program-program semacam itu secara efektif.
Dengan memahami pandangan dan kebutuhan orang tua, kemitraan internasional semacam ini dapat lebih efektif memperkaya pengalaman belajar dan pertumbuhan murid di era global ini.
Artikel Terkait
Melangkah ke Dunia Metaverse: Peluang dan Tantangan untuk Pendidikan Masa Depan
Pendidikan Tanpa Batas: ITL Public School dan Jejaknya di Pendidikan Inklusif
Inklusi dalam Pendidikan: 5 Tips Guru untuk Membantu Murid dengan Kebutuhan Khusus
Perubahan Positif: Transformasi Pendidikan Matematika di SMA Saint Angela, Bandung
Merajut Pendidikan Berkualitas: Peran Indonesia Teacher Leaders di Canggu Community School
Pendidikan Islam Berkualitas: Peran FKDT dalam Pengembangan Madrasah Diniyah