Langkah ini membekali siswa dengan pengetahuan yang praktis dan relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Baca Juga: Evaluasi Pendidikan Berbasis Komputer: ANBK dan Manfaatnya bagi Siswa dan Guru
Kurikulum Merdeka juga memberikan peluang bagi daerah-daerah yang kaya akan kearifan lokal, seperti Papua, untuk mendokumentasikan warisan budayanya.
Salah satu program di sana adalah pembuatan noken dan pakaian adat, yang menghidupkan kembali tradisi-tradisi khas Papua. Hal ini penting karena banyak kearifan lokal yang belum terdokumentasikan secara tertulis.
Ketua Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) SMK dari Provinsi Papua, Ahmad Azikin, menyoroti pentingnya pendokumentasian kearifan lokal.
Baca Juga: Menggali Kearifan Lokal Melalui Pendidikan Pancasila
Ia berharap pengembangan Kurikulum Merdeka dapat mendorong penyusunan naskah akademik yang memuat kekayaan budaya Papua agar tetap lestari.
Dalam upaya mendukung pengembangan Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek menyelenggarakan Lokakarya Peningkatan Kapasitas Tim Pengembang Kurikulum.
Melalui lokakarya ini, para pengembang kurikulum dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk mengembangkan kurikulum yang lebih kontekstual dan sesuai dengan kondisi setempat.
Baca Juga: Pendekatan ABCDE: Membangun Minat Belajar Melalui Permainan di Sekolah dan Rumah
Dengan pendekatan ini, diharapkan kurikulum nasional akan lebih relevan dan beragam, mencerminkan warna-warni masyarakat Indonesia, dan memungkinkan setiap siswa untuk berkembang sesuai dengan potensi daerahnya masing-masing.
Inilah langkah menuju pendidikan yang lebih inklusif dan adaptif di Indonesia.
Artikel Terkait
Manfaat Pertukaran Pelajar Bagi Generasi Muda
Pemerintah Membuka Peluang Baru untuk Madrasah dan Raudhatul Athfal: Pengumuman Dana BOS dan BOP Tahun 2023
Mengenang Jejak Anies Baswedan Saat Jadi Menteri Pendidikan
Inilah 5 Provinsi Terbaik yang Meraih Banyak Medali pada Ajang Olimpiade Sains Nasional!
Jalur Alternatif Menjadi Pegawai Negeri Sipil: Potensi Lulusan Sekolah Kedinasan