Multikulturalisme, Stereotipe, dan Kesetaraan dalam Era Globalisasi

photo author
- Kamis, 5 Januari 2023 | 12:11 WIB


Catatan Fakta - Berikut yang dimaksud dengan multikulturalisme dalam era Globalisasi. Stereotipe dalam era Globalisasi, dan arti kesetaraan:


1. Multikulturalisme dalam Era Globalisasi
Multikulturalisme modern dalam era globalisasi bersifat terbuka dan melihat keluar. Hal ini menunjukkan bahwa multikulturalisme modern berbeda dengan multikulturalisme pada masa lalu terutama dalam era globalisasi.

Multikulturalisme tidak hanya berarti beragamnya kelompok etnis dalam sebuah negara, tetapi juga seluruh kelompok etnis yang beragam di luar batas-batas negara termasuk didalamnya perkembangan agama, isu gender, dan kesadaran kaum marginal.

Baca Juga: Ciri-ciri Keimanan

Adanya Multikulturalisme di era globalisasi ini menyebabkan lahirnya budaya-budaya baru di masyarakat. Hal ini terjadi karena mudahnya budaya asing masuk ke daerah tertentu akibat dari adanya globalisasi ini.

Masuknya budaya asing tersebut bisa menyebabkan adanya percampuran budaya asing dengan budaya daerah dan bisa menambahkan budaya asing ke daerah tertentu, sehingga memunculkan keragaman-keragaman budaya yang disebut multikulturalisme.

Baca Juga: Etnosentrisme, Prejudis, dan Diskriminasi

Contohnya, tarian dance atau sering disebut dengan breakdance yang merupakan gaya tari jalanan yang muncul sebagai bagian dari gerakan hiphop diantara African American dan anak muda dari Puerto Rico yang dilakukan dibagian selatan New York City pada tahun 1970 yang masuk ke negara Indonesia lalu ada orang Indonesia yang mengikutinya, sehingga berkembanglah tarian dance tersebut di Indonesia dan menambah ragam budaya tari di Indonesia.


2. Stereotipe
Dikutip dari BMP MKDU4109 halaman 5.15, Stereotipe adalah suatu pencitraan yang dilekatkan pada suatu kelompok tertentu yang belum tentu benar keadaannya. Oleh karena itu stereotipe bisa bersifat negatif atau positif. Contohnya; Orang China, pekerja keras, setiap waktu digunakan untuk mencari uang dan berdagang.

Namun sisi buruknya orang china, mereka komunis. Contoh lainnya, orang Aceh yang terkenal bagus dalam keagamaannya dan baik etikanya serta pekerja keras. Orang Padang mereka memiliki watak yang keras dan sangat pekerja keras namun terkenal dengan kekikirannya.

Baca Juga: PENYIMPANGAN PENGGUNAAN ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI (IPTEK)


3. Kesetaraan
Manusia adalah makhluk yang sama tetapi berbeda. Seperti halnya manusia memiliki beberapa kemampuan dan kebutuhan yang sama, namun berbeda pada kultural yang dimiliki, dimana kultural membentuk serta menyusun kemampuan dan kebutuhan setiap manusia secara berbeda bahkan dapat membuat kebutuhan dan kemampuan baru yang berbeda.

Manusia juga memiliki identitas bersama yang dimediasi oleh budaya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa; Kesetaraan adalah suatu persamaan derajat dalam perbedaan yang ada di masyarakat.

Halaman:

Artikel Selanjutnya

Karakter yang Melekat pada Budaya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wafa Lutfiah

Sumber: BMP MKDU4109/ILMUSOSIAL BUDAYA DASAR/universitas terbuka

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X