Catatanfakta.com - Terdapat berbagai pendekatan dalam proses pengajaran, namun satu elemen krusial yang perlu diberdayakan adalah welas asih yang disematkan dalam praktik mengajar.
Meskipun seorang guru mungkin mahir dalam efektivitas, efisiensi, inklusivitas, dan strategi pengajaran, ketiadaan welas asih bisa merugikan perkembangan siswa. Mari kita gali lebih dalam dengan sebuah ilustrasi familiar;
Sarah, selama bertahun-tahun berjuang di pelajaran matematika. Namun demikian, ia tumbuh dalam kelas khusus yang menawarkan dukungan ekstra.
Baca Juga: Pendidikan Masa Depan: Mengintegrasikan Budaya untuk Mengatasi Tantangan Global
Sekarang, setelah dipindahkan ke kelas reguler, ia merasa kesulitan mengikuti. Ketidaknyamanannya tak tertutupi, tetapi saat dia mencoba bertanya pada guru, jawaban kasar dan memalukan membuatnya canggung. Nilainya dipertontonkan di depan semua siswa, menciptakan tekanan yang mendalam.
Ingatlah kata-kata ibu saya: "Sebelum berbicara, tanyakan pada dirimu sendiri, apakah itu benar, apakah itu perlu, dan apakah itu baik?"
Kisah ini bukan hanya tentang guru yang kasar, namun refleksi pada welas asih yang diperlukan dalam profesi ini. Saya tegaskan bahwa guru yang tak memiliki welas asih dalam profesionalismenya sebenarnya tak memenuhi esensi pekerjaannya.
Baca Juga: Menciptakan Lingkungan Optimal untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran
Betul, Sarah gagal dalam ujian, namun pendekatan pedagogi dan penilaian yang dipakai tak sesuai. Mengumumkan nilai rendah Sarah di depan kelas tak hanya tidak perlu, tetapi juga tidak pantas.
Bagaimana mungkin seorang guru kehilangan welas asih? Ini muncul dalam kurangnya empati saat merancang pengajaran, ketidakpedulian dalam memahami latar belakang siswa, kurangnya penyesuaian saat asesmen, dan gagal dalam memisahkan umpan balik pribadi dari guru ke siswa.
Kisah di atas melampaui inklusivitas. Kehilangan welas asih akan merusak potensi belajar siswa, tes yang efektif, dan kemandirian belajar.
Baca Juga: Kolaborasi Bersama Orang Tua untuk Optimalisasi Belajar di Lingkungan Rumah
Kebaikan adalah sifat umum, namun welas asih profesional adalah keahlian khusus yang diperlukan dalam profesi mengajar. Mengajar tak bisa dibandingkan dengan profesi lain.
Welas asih muncul dalam perancangan pembelajaran, pendekatan pedagogis, pemilihan kurikulum, dan evaluasi. Kehadiran belas kasih membantu guru menghadapi tantangan dalam melibatkan setiap siswa dalam pembelajaran.
Artikel Terkait
Transformasi Ruang Belajar: Mengatasi Tantangan Penglihatan di Lingkungan Kelas
Bagaimana Kepercayaan Diri Orang Tua Mempengaruhi Sukses Membaca dan Matematika Anak Prasekolah
Kolaborasi Bersama Orang Tua untuk Optimalisasi Belajar di Lingkungan Rumah
Pandangan Orang Tua terhadap Kemitraan Internasional Antar Sekolah: Perspektif Indonesia dan Australia
Pendidikan Masa Depan: Mengintegrasikan Budaya untuk Mengatasi Tantangan Global