Informasi riset menunjukkan bahwa anak-anak lebih berfokus pada aktivitas membaca daripada aktivitas matematika.
Waktu yang dihabiskan untuk membaca jelas tidak seimbang dengan waktu yang dihabiskan untuk matematika. Anak-anak juga lebih condong menyukai kegiatan membaca," ungkap para penulis.
"Ketidakseimbangan ini menjadi keprihatinan yang serius mengingat peran keterampilan matematika yang penting dalam perkembangan akademis dan penerapan di masa mendatang."
Baca Juga: Pentingnya Pendidikan Prasekolah bagi Hasil Belajar Murid di Filipina
Kepercayaan Diri Orang Tua dalam Mendukung Pembelajaran
Orang tua dan wali murid memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dalam mendukung keterampilan membaca anak-anak mereka (40 persen merasa sangat percaya diri), dibandingkan dengan mendukung keterampilan matematika (32 persen).
Sebanyak 35 persen menyatakan kurangnya kepercayaan diri dalam membantu anak-anak mereka dalam membaca, sementara 44 persen menghadapi tantangan yang sama dalam mendukung keterampilan matematika.
Laporan tersebut menyoroti bahwa kesenjangan intensitas dukungan antara keterampilan membaca dan matematika mungkin berkaitan dengan persepsi orang tua mengenai kedua subjek tersebut.
Baca Juga: Pemecahan Masalah dalam Dunia Digital: Peran Algoritma di Awal Pendidikan
"Meskipun orang tua mungkin beranggapan bahwa keterampilan membaca lebih penting daripada keterampilan matematika, perbedaan intensitas dukungan yang mereka berikan kepada anak-anak dalam kedua aspek ini mungkin disebabkan oleh rasa kurang percaya diri dalam mendukung keterampilan matematika," demikian diungkap dalam laporan tersebut.
Harapan Orang Tua dan Wali terhadap Guru
Survei ini mengungkap dua hal utama yang diinginkan oleh orang tua dan wali dari guru anak-anak prasekolah mereka. Pertama, informasi yang komprehensif mengenai perkembangan anak-anak, dan kedua, saran tentang kegiatan yang dapat dilakukan bersama anak-anak di rumah—tentunya kegiatan yang menyenangkan dan menarik.
Dalam hal ini, 24 persen orang tua menyatakan bahwa sekolah tempat anak-anak mereka belajar tidak memberikan informasi atau panduan untuk mendukung keterampilan membaca. Angka ini meningkat menjadi 37 persen untuk keterampilan matematika.
Baca Juga: Merajut Pendidikan Berkualitas: Peran Indonesia Teacher Leaders di Canggu Community School
Ketika ditanya mengenai jenis sumber daya yang diinginkan untuk membantu keterampilan membaca dan matematika anak-anak, tiga hal utama muncul:
1. Petunjuk untuk kegiatan di rumah (51 persen menginginkan panduan untuk membantu membaca, dan 42 persen untuk matematika).
2. Catatan perkembangan pencapaian anak (53 persen menginginkan informasi terkait membaca, dan 35 persen untuk matematika).
3. Ide permainan (43 persen berharap ada permainan yang mendukung pembelajaran membaca, 45 persen untuk matematika).
Artikel Terkait
Pendidikan Islam Berkualitas: Peran FKDT dalam Pengembangan Madrasah Diniyah
Pendekatan ABCDE: Membangun Minat Belajar Melalui Permainan di Sekolah dan Rumah
Memanfaatkan Permainan di Taman Bermain Untuk Belajar Menyenangkan
Wawancara Kepemimpinan: Pengalaman Dunia Nyata untuk Siswa Program Outdoor Learning Activity
Transformasi Ruang Belajar: Mengatasi Tantangan Penglihatan di Lingkungan Kelas