Dampak Kolonialisme dan Imperialisme di Bidang Pendidikan: Mengurai Warisan Sejarah dan Impaknya

Catatanfakta.com - Di berbagai negara yang pernah merasakan jajahan, kolonialisme dan imperialisme meninggalkan jejak yang cukup mendalam di bidang pendidikan.

Salah satu aspek yang paling mencolok adalah perubahan dalam sistem pendidikan, yang biasanya diarahkan untuk memenuhi kepentingan kolonialis dan imperialis dalam mengendalikan dan menguasai sumber daya dan masyarakat di daerah jajahan.

Berikut ini beberapa dampak kolonialisme dan imperialisme di bidang pendidikan:

1. Pengenalan sistem pendidikan baru: Kolonialisme dan imperialisme pada umumnya memperkenalkan sistem pendidikan yang diciptakan di negara asal penjajah.

Baca Juga: Dampak Kolonialisme dan Imperialisme di Bidang Pendidikan

Tujuannya adalah untuk membentuk mental dan cara berpikir masyarakat jajahan agar tunduk dan menerima dominasi penjajah. Sistem pendidikan ini biasanya didasarkan pada bahasa, kurikulum, dan metode pengajaran yang diadopsi dari negara penjajah.

2. Pembentukan elite birokrasi: Pendidikan pada masa kolonial seringkali diutamakan untuk menciptakan kelompok elite yang terdidik dalam bahasa dan budaya penjajah.
Tujuannya adalah untuk mengefisienkan kebijakan administrasi dan mengendalikan pemerintahan daerah jajahan. Secara tidak langsung, pendidikan semacam ini juga menciptakan pengaruh kuat penjajah dalam kehidupan sosial budaya masyarakat jajahan.

3. Diskriminasi dan ketimpangan pendidikan: Negara-negara yang pernah dijajah sering mengalami ketimpangan pendidikan yang besar antara kelompok yang dianggap sebagai penguasa dan yang dikuasai.

Baca Juga: Presiden Jokowi Mewarning Bahaya Kolonialisme Modern Melalui Perdagangan e-Commerce

Sistem pendidikan kolonial cenderung memberi akses yang terbatas dan mendiskriminasi penduduk pribumi. Hal ini mengakibatkan rendahnya kualitas dan keterjangkauan pendidikan bagi mayoritas penduduk.

4. Perubahan nilai luhur dan tradisi budaya: Kolonialisme dan imperialisme biasanya membawa pengaruh kuat pada nilai dan tradisi budaya masyarakat jajahan, termasuk dalam hal pendidikan.

Sebagai contoh, mereka akan mempromosikan sistem pendidikan yang mengagungkan nilai-nilai sekuler, individualisme, dan kapitalisme. Hal ini pada akhirnya melemahkan nilai-nilai luhur dan tradisi budaya lokal yang telah ada sebelumnya.