Perspektif konflik membahas isu-isu seperti diskriminasi dalam peluang pendidikan dan pekerjaan serta bagaimana kebijakan ekonomi tertentu dapat menguntungkan satu kelompok dan merugikan kelompok lain.
Interaksionisme Simbolik: Kasus: Stereotip gender dalam masyarakat
Interaksionisme simbolik menyoroti bagaimana individu menggunakan simbol dan komunikasi untuk memahami dunia sosial mereka, termasuk pembentukan stereotip gender.
Baca Juga: Teori Sosiologi Klasik Menurut Para Ahli: Konsep-Konsep Fundamental dalam Ilmu Sosiologi
Dalam kasus ini, stereotip gender merupakan hasil dari interaksi sosial di mana individu merefleksikan dan memahami peran gender melalui simbol, seperti bahasa, perilaku, dan norma sosial.
Baca Juga: Meningkatkan keimanan dalam konteks Islam
Misalnya, masyarakat mungkin menganggap perempuan sebagai sosok yang lembut dan penyayang, sementara laki-laki dianggap kuat dan tangguh.
Stereotip ini kemudian diperkuat melalui interaksi sosial, seperti cara orang berbicara tentang gender, bagaimana mereka memperlakukan individu berdasarkan gender, atau harapan sosial terhadap peran gender.
Interaksionisme simbolik menjelaskan bagaimana stereotip ini dipertahankan atau bahkan berubah sepanjang waktu melalui proses interaksi sosial.
Artikel Terkait
Tiga Perspektif Sosiologi: Struktural Fungsional, Konflik, dan Simbolik Interaksionisme
Mendalaminya Budaya Politik Indonesia Menurut Almond dan Powell