CatatanFakta.com – Jakarta Nama Budi Arie Setiadi tidak bisa dilepaskan dari sejarah Relawan Projo (Pro Jokowi), organisasi relawan yang lahir menjelang Pemilu Presiden 2014. Keberadaan Projo dianggap sebagai salah satu mesin politik paling solid yang mengantarkan Joko Widodo (Jokowi) meraih kemenangan dua periode sebagai Presiden Republik Indonesia.
Sejarah Lahirnya Relawan Projo
Projo berdiri pada tahun 2013 dengan semangat murni mendukung Jokowi yang kala itu baru saja naik daun sebagai Gubernur DKI Jakarta. Budi Arie yang kala itu dikenal sebagai aktivis dan tokoh muda PDIP, menjadi salah satu pendiri sekaligus ketua umum.
Gerakan ini kemudian berkembang pesat menjadi jaringan relawan nasional yang hadir di berbagai daerah, bahkan di luar negeri. Projo bukan hanya organisasi sukarela, tetapi juga membentuk basis politik rakyat yang menggerakkan suara akar rumput.
Baca Juga: Jejak Politik Budi Arie: Dari Relawan Jokowi hingga Dicopot Prabowo, Ada Apa?
Peran Strategis dalam Pemenangan Jokowi
Dalam dua kali kontestasi pilpres (2014 dan 2019), Projo berperan besar mengorganisir dukungan masyarakat. Mereka aktif di lapangan dengan strategi kampanye kreatif, gotong royong, hingga menjaga narasi “Jokowi adalah pemimpin rakyat kecil”.
Tak jarang, Projo juga disebut sebagai “mesin cadangan” partai politik, karena mampu bekerja secara lebih fleksibel tanpa terikat aturan formal seperti partai politik.
Kedekatan Budi Arie dan Jokowi
Budi Arie dikenal sebagai loyalis Jokowi garis keras. Kedekatan ini membuatnya dipercaya menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) pada Kabinet Indonesia Maju (2019–2024), dan kemudian Menteri Koperasi pada awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tahun 2024 sebelum akhirnya dicopot.
Posisi ini menegaskan betapa kuatnya pengaruh relawan Projo dalam percaturan politik nasional.
Baca Juga: Profil Lengkap Budi Arie Setiadi: Dari Aktivis Jalanan hingga Kursi Menteri Koperasi
Kontroversi Projo
Meski sukses mengantarkan Jokowi, perjalanan Projo tidak lepas dari kontroversi.
-
Isu Politisasi Relawan – Kritik muncul karena Projo dinilai berubah dari gerakan sukarela menjadi kekuatan politik yang sangat dekat dengan kekuasaan.
-
Pernyataan Budi Arie – Beberapa pernyataannya kerap dianggap blunder, memicu reaksi publik dan media.
-
Posisi Pasca-Jokowi – Muncul pertanyaan besar: ke mana arah Projo setelah era Jokowi berakhir?
Artikel Terkait
Profil Kayes, Seleb TikTok dan Brand Ambassador ONIC Esports yang Menikah dengan Gamer Pro Player Celiboy
Viral !!!! Raffi Ahmad Dikabarkan Akan Jadi Menpora, Gantikan Dito Ariotedjo dalam Kabinet Merah Putih