Megawati Dampingi Prabowo di Istana: Isyarat Rekonsiliasi Politik atau Strategi Meredam Gejolak?

photo author
- Senin, 1 September 2025 | 14:37 WIB
Prabowo memberikan pernyataan pernyataan perihal tunjangan DPR (Azzahra/inforedaksi.com)
Prabowo memberikan pernyataan pernyataan perihal tunjangan DPR (Azzahra/inforedaksi.com)

 

Catatanfakta.com -, Jakarta – Suasana Istana Kepresidenan, Minggu (31/8/2025), mendadak jadi sorotan nasional. Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, berdiri mendampingi Presiden Prabowo Subianto saat memberikan keterangan pers terkait kondisi bangsa.

Pemandangan ini dinilai tidak biasa, mengingat Megawati adalah ketua umum partai terbesar di parlemen sekaligus sosok yang selama ini berada di luar lingkar pemerintahan.

Selain Megawati, tampak hadir pula Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua MPR Ahmad Muzani, dan Ketua DPD Sultan Najamudin.

Kehadiran para ketua umum partai politik seperti Bahlil Lahadalia (Golkar), Muhaimin Iskandar (PKB), Zulkifli Hasan (PAN), hingga Surya Paloh (Nasdem) semakin menegaskan bahwa pertemuan ini melibatkan hampir seluruh kekuatan politik besar di tanah air.

Baca Juga: Mendikdasmen Dorong SMA dan SMK Aceh Terapkan Smart Classroom untuk Pendidikan Digital


Pernyataan Prabowo: Jaga Persatuan di Tengah Gejolak

Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa bangsa Indonesia tengah menghadapi gejolak sosial yang berbahaya jika tidak disikapi dengan persatuan. Ia meminta masyarakat tetap menyampaikan aspirasi dengan tertib, tanpa merusak fasilitas umum.

“Kalau merusak fasilitas umum, itu artinya merusak dan menghamburkan uang rakyat,” tegas Prabowo.

Sebelum pernyataan pers bersama, Prabowo diketahui menggelar sidang kabinet darurat dengan para menterinya. Rapat ini membahas strategi menghadapi unjuk rasa yang meluas sejak 25 Agustus 2025.

Baca Juga: Harga Beras Mulai Turun, Pemerintah Siapkan 1,3 Juta Ton untuk Operasi Pasar hingga Akhir 2025


Latar Belakang Gejolak Demo

Aksi unjuk rasa awalnya dipicu protes terhadap kenaikan tunjangan anggota DPR RI.

Namun, situasi semakin panas setelah seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, tewas dilindas kendaraan taktis Brimob pada 28 Agustus 2025.

Tragedi ini memperluas gelombang demonstrasi ke berbagai daerah, menimbulkan solidaritas publik yang makin kuat.

Momen kebersamaan Megawati dan Prabowo di Istana pun dianggap sebagai strategi rekonsiliasi politik untuk meredam gejolak.

Sejumlah pengamat menilai, kehadiran Megawati bisa dimaknai sebagai sinyal bahwa PDIP tidak sepenuhnya berseberangan dengan pemerintahan Prabowo.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dhea Rahma Sari

Sumber: Catatanfakta.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X