edukasi

Lawan Bank Keliling, Sekda Jabar Minta BUMDes Kuatkan Eksistensi, KNPI : Solusi Atasi Kesenjangan Ekonomi Desa

Selasa, 14 Mei 2024 | 12:06 WIB
Feri B Hasan, Anggota Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) merespond positif langkah Sekda Jawa Barat dalam mendorong BUMDes ke arah produktif dan berguna bagi masyarakat Desa.

 

catatanfakta.com - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) merupakan ujung tombak dalam memperkuat perekonomian di wilayah Desa.

Namun, tidak sedikit BUMDes yang ada di wilayah Jawa Barat jalan ditempat, bahkan hanya sebagai pembuang anggaran saja.

Dalam hal ini, Sekda Provinsi Jabar Herman Suryatman mendorong Bumdes dan Bumdesma di 18 kabupaten Jabar agar menguatkan eksistensinya guna menyelamatkan masyarakat dari jerat rentenir atau bank keliling/bank emok.

Baca Juga: Bank Emok vs BUMDes: Begini Respon Sekda Jabar, Herman Suryatman

Menurut Herman, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) dapat menjadi solusi konkret menghindarkan masyarakat dari jebakan rentenir, dengan cara menyediakan kegiatan simpan pinjam produktif yang rendah bunga.

"Salah satu potensi bisnisnya adalah simpan pinjam, tentu dengan jasa yang kompetitif, karena modalnya juga modal bersama. Ini stimulus dari pemerintah dan modal masyarakat yang dikelola oleh BUMDes BUMDesma," ujar Herman Suryatman pada kegiatan 'Penguatan BUMDes/ BUMDesma bersama Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKPD)', di Grand Sunshine Kabupaten Bandung, Senin (13/5/2024).

Sekda Herman mengungkap, masyarakat sebetulnya sudah tahu risiko jika meminjam uang ke bank keliling atau rentenir. Tapi karena desakan kebutuhan dan persyaratan yang sangat mudah, bank emok kerap menjadi pilihan relistis.

Baca Juga: Komitmen Penguatan Struktur Keuangan Daerah, Mendagri Tegaskan Pentingnya Alihkan RKUD ke Bank Banten (Perseroda) Tbk.

Bandingkan dengan koperasi, Bumdes atau Bumdesma, apalagi bank, dalam proses pinjam uang membutuhkan syarat - syarat yang dianggap menyulitkan nasabah.

Bank emok sepintas terlihat memudahkan nasabah dengan layanannya yang cepat dapat uang, tapi di balik itu ada jebakan yang memberatkan nasabah. 

Ditambah, dalam kelompok masyarakat menengah ke bawah ada istilah  'kumaha engke' (gimana nanti saja)_ sehingga risiko terjebak bunga berlipat - lipat kerap diabaikan.  "Maka BUMDes dan BUMDesma harus bisa mengatasi dua poin tersebut," tegas Herman.

Baca Juga: Kapolda Banten Siap Menindak Tegas Pelaku Bank Ilegal yang Meresahkan Masyarakat

Solusi yang bisa dilakukan, pertama kata Herman, BUMDes dan BUMDesma harus  mengidentifikasi keseharian warga calon nasabah. Jjika reputasi nasabah yang akan melakukan simpan pinjam baik, maka akses keuangannya harus dipermudah.

Halaman:

Tags

Terkini