Catatanfakta.com- Ujian merupakan salah satu momen penting dalam kehidupan pelajar dan mahasiswa.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa ujian juga seringkali menjadi sumber rasa cemas dan ketakutan yang mendalam bagi banyak orang.
Bagaimana sebenarnya rasa cemas dan ketakutan ini dapat dihadapi dengan bijak dari sudut pandang psikologi?
Baca Juga: Permainan yang Mendidik: Menggali Kerangka Baru untuk Belajar Sambil Bermain
Rasa cemas dan ketakutan dalam menghadapi ujian adalah reaksi alami yang muncul ketika seseorang merasa tertekan oleh harapan diri sendiri, harapan orang lain, atau bahkan ekspektasi sosial yang terkait dengan penilaian kinerja.
Dalam konteks ini, psikologi menawarkan berbagai wawasan berharga untuk membantu individu menghadapi dan mengelola emosi ini.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah pemahaman tentang mekanisme respons "fight or flight" (berjuang atau lari) dalam sistem saraf manusia.
Ketika dihadapkan dengan situasi stres, seperti ujian, tubuh kita cenderung merespons dengan meningkatkan denyut jantung, peningkatan pernafasan, dan peningkatan produksi hormon stres seperti kortisol.
Meskipun respons ini dapat membantu dalam situasi yang mengancam fisik, dalam konteks ujian, respons ini dapat menyebabkan gangguan konsentrasi dan penurunan kinerja.
Melalui pendekatan psikologi kognitif, individu dapat memahami bahwa pikiran negatif atau kekhawatiran berlebihan terkait dengan ujian dapat memperburuk rasa cemas dan ketakutan.
Baca Juga: Pro Kontra Telepon Genggam sebagai Alat Pembelajaran: Apa Kata Penelitian?
Proses kognitif ini dapat diubah melalui teknik kognitif-behavioral seperti restrukturisasi kognitif, di mana individu belajar mengidentifikasi pikiran yang tidak realistis atau berlebihan dan menggantinya dengan pikiran yang lebih realistis dan positif.
Selain itu, strategi pengelolaan stres seperti relaksasi, meditasi, dan latihan pernapasan juga dapat membantu mengurangi gejala cemas.
Artikel Terkait
Mengupas Lesson Study: Cara Jepang Meningkatkan Pendidikan dan Profesionalisme Guru yang Diakui Dunia
Pro Kontra Telepon Genggam sebagai Alat Pembelajaran: Apa Kata Penelitian?
Memahami Perspektif Siswa: Tata Ruang Kelas yang Menginspirasi, Meningkatkan Partisipasi dan Pembelajaran
Permainan yang Mendidik: Menggali Kerangka Baru untuk Belajar Sambil Bermain