Selain peran pendidik, laporan ini juga menyoroti perlunya lingkungan yang mendukung, termasuk teman sebaya dan kegiatan ekstrakurikuler. Melibatkan siswa dalam olahraga, seni, kegiatan organisasi, dan pelatihan keterampilan hidup telah terbukti berdampak positif.
Baca Juga: 10 Strategi Pendidikan Anak untuk Membangun Kesuksesan di Masa Depan
Ternyata, terdapat keterkaitan erat antara keterampilan kognitif dan non-kognitif. Hasil PISA 2012 menunjukkan bahwa kepercayaan diri, motivasi, dan ekspektasi memiliki korelasi positif dengan kinerja literasi.
"Sebagai contoh, siswa dengan kemampuan literasi matematika rendah cenderung memiliki kepercayaan diri yang rendah dibandingkan dengan teman-teman laki-laki sebaya," demikian disampaikan dalam laporan tersebut.
Lebih lanjut, laporan ini menyebut bahwa kegigihan dan disiplin memainkan peran penting.
Seorang siswa yang gigih lebih mungkin meningkatkan keterampilan matematikanya dibandingkan dengan siswa dengan tingkat keterampilan matematika yang sama, tetapi memiliki tingkat disiplin yang lebih rendah.
Baca Juga: Dari Abstrak ke Nyata: Strategi Inovatif dalam Pembelajaran Matematika
Keterampilan kognitif dan non-kognitif memiliki hubungan yang erat dan saling memperkuat.
Dalam kesimpulannya, perubahan dalam pendekatan pembelajaran yang mendorong keterampilan non-kognitif menjadi hal yang esensial.
Keterampilan ini, bersama dengan keterampilan kognitif, akan memberikan landasan kuat bagi keberhasilan anak dalam kehidupan modern.
Artikel Terkait
Dari Abstrak ke Nyata: Strategi Inovatif dalam Pembelajaran Matematika
10 Strategi Pendidikan Anak untuk Membangun Kesuksesan di Masa Depan
Mengintip Kreativitas Anak-Anak: Bagaimana Buku Harian di Ar Ridha Al Salaam Mengubah Literasi
Inilah Bukti Nyata: Olahraga di Sekolah Berkaitan Positif dengan Nilai Akademis
Inovasi Pendidikan: Dapatkan Keterampilan Non-Kognitif dengan Cara Ini