Ia menyebut ada empat hal penting yang harus dipenuhi agar kebijakan tersebut benar-benar berdampak positif.
“Pertama, kesadaran kolektif antara sekolah, orang tua, pemerintah, dan pelajar itu sendiri. Kedua, penataan transportasi umum agar akses menuju sekolah lebih mudah dan nyaman. Ketiga, penegakan hukum terhadap pelajar yang belum memiliki SIM. Dan terakhir, pengawasan bersama agar siswa tidak menitipkan motor di sekitar sekolah,” jelasnya.
Menurut Yusfitriadi, jika kebijakan ini diterapkan secara konsisten dan terintegrasi, dampaknya bisa besar terhadap pembentukan karakter, kesehatan, serta disiplin pelajar di Indonesia.
“Berjalan kaki bukan hanya menyehatkan tubuh, tapi juga melatih kesabaran, kedisiplinan, dan rasa tanggung jawab sosial. Ini langkah kecil yang bisa memberi dampak besar bagi bangsa,” pungkasnya.
Artikel Terkait
Kontroversi Bupati Bogor Pergi ke Eropa saat Krisis Air Bersih: Yusfitriadi Siapa yang Pimpin Kabupaten Bogor?
Isu Pembubaran Bawaslu Mencuat, Pakar Politik Yusfitriadi Sebut Revisi Undang-Undang Pemilu Harus Fokus pada Peran Pengawasan yang Konstruktif