Catatanfakta.com - Di tengah getirnya menahan lapar dan haus sepanjang hari selama bulan Ramadan, doa yang dibaca saat berbuka puasa menjadi momen yang penuh makna bagi umat Islam.
Doa yang berbunyi, "اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمأُ وابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأجْرُ إِنْ شاءَ اللَّهُ تَعالى", menjadikan momen berbuka lebih khidmat.
Secara makna, doa ini menggambarkan telah hilangnya rasa haus serta urat tenggorokan yang basah setelah berbuka.
Baca Juga: DWP Kabupaten Bogor Awali 2025 dengan Langkah Tegas: Rapat Kerja Matangkan Program Strategis
Hal ini menunjukkan bahwa doa seharusnya dibaca setelah kita benar-benar berbuka puasa.
Pandangan ini sejalan dengan pendapat Wahba Zuhaili dalam Fiqh al-Islam wa Adillatuh yang menegaskan pentingnya berdoa setelah berbuka puasa.
Meskipun demikian, adat umat Islam yang membaca doa tersebut sebelum berbuka juga diperbolehkan.
Namun, keutamaan berdoa setelah berbuka puasa dianggap sebagai kesempurnaan dari sunnah berbuka.
Sehingga, saat kita merasakan kenikmatan saat menghirup air setelah seharian berpuasa, mengingat Allah dengan doa yang tulus menjadi bentuk syukur atas nikmat-Nya.
Dengan demikian, doa buka puasa merupakan bentuk ibadah dan ungkapan syukur umat Islam atas nikmat yang diberikan Allah.
Baca Juga: PPP Perkuat Komitmen Menuju Bogor Gemilang di Usia Ke-52 Tahun
Membaca doa ini dengan hati yang khusyuk, entah sebelum atau sesudah berbuka, menjadi bagian penting dalam memperkuat spiritualitas dan hubungan dengan Sang Pencipta.
Artikel Terkait
Sinergi Hebat! Pemkab Bogor dan Kejari Cibinong Mulai 2025 dengan Langkah Besar
Tahun 2025, Kabupaten Bogor Siap Berlari! Apa Saja Targetnya?
Dzikir dan Tahajud Akbar di Masjid Al-Jabal Puncak: Langkah Pemkab Bogor Mantapkan Komitmen Religiusitas