Metode Cornell: Apa Dampak dan Implikasi Terhadap Perkembangan Anak?

Catatanfakta.com - Ketika teknologi merajalela dan pandemi memaksa kita menjalani pendidikan jarak jauh, mencatat mungkin bukan hal pertama yang terlintas dalam pikiran kita.

Materi digital, presentasi daring, dan penyimpanan online semuanya telah menjadi bagian integral dari proses pembelajaran modern.

Namun, ada suatu kebenaran mendasar yang tidak boleh kita lupakan: mencatat masih merupakan keterampilan yang sangat berharga dalam perkembangan anak.

Baca Juga: Tumbuhkan Jiwa Penyelidik Sejak Dini: Rahasia Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Keterampilan Inkuiri Sain

Menurut penelitian yang dikutip oleh Science Direct, mencatat materi pelajaran memiliki dampak yang signifikan pada efektivitas belajar anak-anak.

Mencatat membantu mereka untuk lebih mudah memahami dan mengingat materi, meningkatkan fokus mereka, dan mencegah mereka tertinggal dalam pelajaran.

Bahkan lebih menarik, anak-anak yang mengadopsi kebiasaan mencatat ini biasanya mencetak nilai yang lebih tinggi dalam ujian dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang tidak melakukannya.

Baca Juga: Perkembangan Peserta Didik: Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Era Digital

Dengan demikian, orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kebiasaan ini sejak usia dini.

Jika anak-anak mulai belajar mencatat dengan baik sejak dini, kebiasaan ini akan menyertai mereka hingga jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ini adalah investasi berharga untuk masa depan pendidikan mereka.

Namun, mencatat saja tidak cukup. Bagaimana kita mencatat juga sangat penting. Di sinilah metode Cornell berperan.

Baca Juga: Metode Montessori: Melampaui Batasan Pembelajaran Konvensional

Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Walter Pauk, seorang profesor pendidikan di Universitas Cornell, Amerika Serikat, pada era 1940-1950-an.

Menggunakan metode Cornell, anak-anak tidak hanya mencatat, tetapi juga mengatur dan menggunakan catatan dengan lebih efektif.