Sebagai kandidat yang dikenal dengan gaya komunikasinya yang keras, Trump mampu meraih simpati kelompok-kelompok yang merasa frustasi dengan kondisi ekonomi yang dianggap stagnan dan ketidakpastian terkait isu-isu imigrasi.
"Ekonomi dan lapangan kerja adalah hal utama bagi kami," ujar seorang pemilih Hispanik yang memilih Trump.
Masalah Demokrasi dan Integritas Pemilu yang Jadi Sorotan
Selain isu ekonomi dan imigrasi, kekhawatiran terhadap masa depan demokrasi menjadi faktor penentu bagi banyak pemilih. Sekitar setengah dari seluruh pemilih menyatakan bahwa mereka mencemaskan masa depan demokrasi AS.
Baca Juga: Mengupas Kontroversi yang Muncul Terkait Mantan Penasihat Obama yang Ditangkap
Perbedaan ini terlihat melintasi dua kubu besar partai: sekitar dua pertiga pemilih Harris dan sepertiga pemilih Trump menyatakan hal ini sebagai prioritas utama dalam pemilihan mereka. Harris yang mengusung kampanye untuk memperkuat demokrasi justru mendapat tantangan dari Trump yang sering kali mempromosikan narasi kecurangan pemilu yang tak berdasar.
Situasi ini menandai besarnya tantangan bagi siapa pun yang terpilih menjadi presiden, karena mereka akan memimpin negara dengan jurang pemisah yang semakin dalam.