Catatanfakta.com - Perusahaan kosmetik terkenal asal Inggris, The Body Shop, resmi menutup seluruh operasionalnya di Amerika Serikat (AS) akibat kondisi keuangan yang merosot.
Langkah ini diikuti dengan berhentinya puluhan gerai perusahaan di Kanada.
Dalam rilis berita awal bulan ini, The Body Shop mengumumkan bahwa anak perusahaannya di Negeri Paman Sam tidak lagi beroperasi, efektif per 1 Maret.
Baca Juga: Kota-kota di Dunia dengan Durasi Puasa Paling Lama Saat Ramadan
Selain itu, 33 dari total 105 tokonya di Kanada akan segera memulai penjualan likuidasi, dan penjualan online melalui e-commerce Kanada juga akan dihentikan.
Namun, hingga saat ini, semua lokasi gerai di Kanada masih tetap buka.
Menurut laporan CNN, inflasi yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir menjadi salah satu faktor merugikan bagi pengecer tradisional, termasuk The Body Shop.
Baca Juga: Kedatangan Musim Kemarau di Indonesia, BMKG Beri Prediksi
Terutama karena merek ini sebagian besar beroperasi di luar mal dan menghadirkan produk untuk kelas menengah yang sedang mengalami kesulitan ekonomi.
The Body Shop, yang terkenal dengan produk-produknya yang dipasarkan sebagai produk alami, berkelanjutan, beretika, dan bebas dari kekejaman terhadap hewan, didirikan pada tahun 1976 di Inggris oleh aktivis hak asasi manusia dan lingkungan hidup, Anita Roddick.
Meskipun perusahaan ini berhasil mendapatkan sertifikasi sebagai "B Corp" pada tahun 2019, yang menandakan standar transparansi dan kesadaran lingkungan tertentu, namun dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan menghadapi tantangan serius.
Baca Juga: Kota-kota di Dunia dengan Durasi Puasa Paling Lama Saat Ramadan
Pada tahun 2023, The Body Shop mencatat penurunan penjualan sebesar 13,5 persen dari tahun sebelumnya.
Kepemilikan perusahaan telah berpindah tangan beberapa kali sejak didirikan.
Artikel Terkait
Pilu Ramadan Warga Gaza: Tak Ada Persiapan, Kami Sudah Puasa 5 Bulan
Kontroversi Foto Terbaru Kate Middleton: Diduga Dimanipulasi dan Ditarik dari Media Besar!