Catatanfakta.com - Menggali budaya politik suatu negara adalah langkah penting untuk memahami dinamikanya dalam praktek politik.
Dalam rangka untuk mengklasifikasi budaya politik, Gabriel Almond dan G. Bingham Powell menyodorkan tiga tipe budaya politik yang meliputi: budaya parokial, budaya subyek, dan budaya partisipan.
1. Budaya Politik Parokial: Budaya parokial menyarankan masyarakat memiliki sedikit pengetahuan dan partisipasi dalam urusan politik, dengan fokus pada kepentingan lokal dan keluarga daripada isu-isu nasional.
Dalam beberapa daerah Indonesia, terutama pedesaan, budaya politik parokial masih ada sampai sekarang karena belum meratanya infrastruktur informasi dan komunikasi.
Baca Juga: budaya politik menurut Almond dan Powell
2. Budaya Politik Subyek: Budaya politik subyek ditandai oleh tingginya kesadaran politik, namun partisipasi politik cenderung pasif.
Masyarakat melihat diri mereka sebagai subyek kekuasaan politik dan lebih banyak mengikuti kebijakan daripada berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan.
Era Orde Baru di Indonesia merupakan contoh dari dominasinya budaya politik subyek, di mana kontrol yang ketat terhadap kebebasan politik menghasilkan masyarakat yang lebih patuh.
3. Budaya Politik Partisipan: Budaya politik partisipan menekankan partisipasi aktif masyarakat dalam proses politik, termasuk pemilu dan keterlibatan dalam organisasi politik atau masyarakat.
Sejak reformasi politik pasca-Orde Baru yang dimulai pada tahun 1998, budaya politik partisipan di Indonesia semakin menguat, sehingga menciptakan lebih banyak ruang bagi partisipasi politik dan kebebasan sipil.
Baca Juga: Mendalaminya Budaya Politik Indonesia Menurut Almond dan Powell
Analisis budaya politik Indonesia menurut konsep Almond dan Powell menunjukkan bagaimana masyarakat Indonesia telah mengalami perubahan budaya politik sepanjang waktu.