BERITA VIRAL POLITIK

Kasus 3

Kasus 3 adalah sebuah berita viral tentang politik yang sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat. Berita ini cukup kontroversial karena melibatkan wacana masa jabatan presiden 3 periode yang sempat muncul .

Pakar politik pemerintahan dari universitas ternama di Indonesia, Dr. Abdul Gaffar Karim pun turut memberikan pandangannya tentang wacana tersebut .

Namun, perlu diingat bahwa kebenaran dari berita ini masih perlu dipertanyakan dan harus dicek terlebih dahulu keabsahannya. Setiap masyarakat harus cerdas dalam mengkonsumsi berita dan selalu mencari sumber informasi yang terpercaya.

Baca Juga: KETAHANAN EKONOMI ITU PENTING

Penyebab Berita Viral Politik

Berita viral tentang politik adalah fenomena yang sering terjadi dalam era informasi digital seperti sekarang ini. Berbagai macam faktor yang mempengaruhi terjadinya berita viral, terutama di dalam dunia politik.

Salah satu penyebab terjadinya berita viral adalah tekanan politik untuk mencetak popularitas di antara masyarakat.

Banyak politisi yang menggunakan berita palsu atau sensasional untuk menarik perhatian dan meraih keuntungan politik. Selain itu, adanya kepentingan kelompok tertentu juga menjadi pemicu berita viral tentang politik.

Dalam kasus ini, terkadang berita viral digunakan sebagai alat propagKamu untuk memanipulasi opini masyarakat dan meraih keuntungan politik. Meskipun terkadang akan merugikan masyarakat secara umum, tetapi berita viral di dunia politik tampaknya masih menjadi tren saat ini dan diperkirakan akan terus terjadi di masa yang akan datang.

Baca Juga: Karakter Budaya Yang Melekat

Faktor Internal

Faktor internal yang mempengaruhi mewabahnya berita viral politik di media sosial di antaranya adalah perangkat teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih dan merata di masyarakat, serta semakin mudahnya akses internet.

Selain itu, adanya persaingan dalam dunia politik juga ikut memicu munculnya berita viral yang bisa merugikan pihak lawan politik. Faktor lainnya adalah budaya konsumsi media yang cenderung mudah terpancing emosinya dan kurang kritis dalam memilah informasi yang didapatkan.

Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman yang lebih baik mengenai cara memfilter dan memilah informasi yang diperoleh dari media sosial agar tidak terjebak dalam arus informasi yang kurang akurat dan merugikan.