Geger! Kesalahan Konversi Data Pemilu 2024 Bikin Gempar: KPU Minta Maaf, Sistem Sirekap Dituding Bermasalah!

Jakarta, 16 Februari 2024 - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Hasyim Asy'ari, memicu kehebohan dalam dunia politik setelah mengeluarkan permohonan maaf terkait kesalahan konversi data yang terdeteksi pada Formulir Model C1-Plano, dokumen kunci dalam penghitungan suara Pemilu 2024.

Dalam sebuah jumpa pers mendadak di Kantor KPU RI, Hasyim dengan tegas menyatakan bahwa meskipun KPU merupakan entitas manusiawi, mereka bertanggung jawab penuh atas keterbukaan dan keakuratan informasi yang disampaikan kepada publik.

"Kami di KPU tidak luput dari kesalahan, dan kami meminta maaf atas insiden konversi ini. Kami berkomitmen untuk mengoreksinya secepatnya," tegas Hasyim.

Baca Juga: Gila! Komeng Pelawak Terpopuler Bakal 'Goyang' Senayan: Berapa Gaji dan Tunjangan DPD?

Ia menegaskan bahwa integritas KPU harus dijaga dengan ketat, menambahkan bahwa siapa pun berhak mengajukan keluhan terkait masalah ini.

Namun demikian, Hasyim menegaskan bahwa tanpa akses yang tepat ke Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap), masyarakat tidak akan bisa memverifikasi data yang diterbitkan di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Dalam upaya untuk menghadirkan proses Pemilu yang transparan dan andal, KPU berkomitmen untuk terus memperbaiki dan memperkuat Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) untuk pemilihan berikutnya.

Baca Juga: Samsung Galaxy A54 5G dan A34 5G Resmi Meluncur! Desain Mirip Galaxy S23 Bikin Heboh, Apa Kelebihannya?

Namun, penelitian yang dilakukan oleh Perludem menyoroti kerentanan yang sering muncul pada Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap).

Ihsan Maulana, seorang peneliti Perludem, mengungkapkan bahwa kesalahan teknis dan error sering kali terjadi, berpotensi mengakibatkan distorsi dalam penghitungan suara dari tingkat lokal hingga nasional, sebuah hal yang sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar demokrasi.

Dampak dari ketidakpastian hasil Pemilu 2024 mulai menjadi perbincangan hangat, semakin meragukan integritas keseluruhan proses demokrasi di Indonesia.

Dengan kondisi seperti ini, kepercayaan masyarakat terhadap hasil Pemilu semakin tergoyahkan, menimbulkan kekhawatiran mendalam dari berbagai pihak terkait stabilitas demokrasi di negara ini.