Dinamika Pemilih Lama Prabowo Beralih ke Anies, Gerindra Yakin Kunci Kemenangan

Catatanfakta.com - Hasil survei terbaru dari Indikator Politik Indonesia menunjukkan sejumlah pemilih lama Prabowo Subianto beralih ke Anies Baswedan. Menanggapi hal ini, Waketum Gerindra Habiburokhman mengungkapkan bahwa dinamika perubahan dukungan pemilih seperti ini adalah hal yang wajar dan terjadi pada kedua kubu.

Dalam survei head to head antara Prabowo dan Anies, elektabilitas Prabowo lebih tinggi ketika melawan Anies dibandingkan saat melawan Ganjar Pranowo.

Habiburokhman percaya bahwa pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming mulai mengunci kemenangan dengan memilih gaya politik yang tepat, yaitu politik jalan tengah dan merangkul.

Baca Juga: Prabowo Subianto Dapat Dukungan dan Doa Restu dari 57 Kiai Jawa Tengah untuk Pilpres 2024

Namun, Habiburokhman juga menyatakan bahwa Gerindra tidak ingin terbawa hasil survei tersebut. Mereka akan terus bekerja keras menjelang Pilpres 2024 untuk mempertahankan dan meningkatkan elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran.

Sementara itu, survei Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas pasangan capres/cawapres sebagai berikut:

Prabowo-Gibran (39,7%), Ganjar-Mahfud (30%), Anies-Cak Imin (24,4%), dan Tidak jawab (5,9%). Survei elektabilitas capres tanpa pasangan menghasilkan data: Prabowo (40,6%), Ganjar (27,8%), Anies (23,7%), dan Tidak jawab (7,9%).

Baca Juga: Daftar Nama Pengusaha yang Masuk TKN Prabowo-Gibran di Pilpres 2024

Direktur Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin, menjelaskan bahwa elektabilitas Ganjar turun tajam dibandingkan survei sebelumnya. Di sisi lain, elektabilitas Prabowo juga naik. Namun, kenaikan elektabilitas Prabowo tidak setajam penurunan elektabilitas Ganjar, karena pemilih lama Prabowo beralih ke Anies dan jumlah pemilih yang belum memutuskan dukungan (undecided) meningkat.

Dengan melihat tren survei ini, NasDem optimistis bahwa pasangan Anies-Cak Imin akan masuk ke putaran kedua dalam Pilpres 2024. Kemungkinan Pilpres akan berlangsung dalam dua putaran cukup besar, mengingat belum ada pasangan yang elektabilitasnya mencapai angka 50%.