CATATANFAKTA.COM - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengemukakan bahwa Indonesia berupaya menjadi negara industri tangguh pada tahun 2035, dengan ciri-ciri struktur industri nasional yang kuat, bersaing di tingkat global, serta berbasis inovasi dan teknologi.
Pada saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Sumber Daya Manusia Industri di Surabaya, Jawa Timur, pada hari Rabu, Menperin menyatakan perlunya menerjemahkan tujuan utama ini ke dalam program kerja jangka menengah dan panjang.
"Dalam rangka mencapai visi tersebut, kami menargetkan pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas sebesar 6,4 persen dan kontribusi industri terhadap PDB sebesar 19,2 persen pada tahun 2025," tambah Menperin.
Baca Juga: KPK menetapkan Henri Alfiandi, Kabasarnas 2021-2023, sebagai tersangka dalam kasus suap.
Menperin juga menetapkan beberapa indikator lain sebagai target untuk mencapai visi negara industri tangguh, termasuk jumlah tenaga kerja di sektor industri pengolahan nonmigas sebesar 22,6 juta orang, persentase tenaga kerja di sektor tersebut terhadap total pekerja sebesar 15,7 persen, serta produktivitas tenaga kerja sektor industri pengolahan nonmigas mencapai Rp128,4 juta per orang.
Agus menekankan pentingnya ketersediaan sumber daya manusia industri yang produktif, bukan hanya dari segi keterampilan, tetapi juga dalam budaya kerja yang baik.
"Produktivitas menjadi salah satu fokus utama. Kita harus dapat menghasilkan produk yang lebih baik dengan jam kerja yang sebanding dengan negara-negara lain," tambahnya.
Baca Juga: Koordinasi Internasional - Polri dan KPK Buru Buronan Harun Masiku di Kamboja
Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas SDM industri manufaktur nasional dan bersaing di pasar global, pemerintah perlu memperhatikan perkembangan teknologi dan dinamika di dunia internasional.
Agus menambahkan, "Kita harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, seperti dalam hal energi terbarukan dan digitalisasi, guna menuju produk-produk ramah lingkungan."
Kementerian Perindustrian telah menyiapkan infrastruktur dan sarana prasarana untuk mendukung pengembangan SDM industri melalui berbagai lembaga pendidikan vokasi, seperti 11 politeknik, dua akademi komunitas, sembilan SMK industri, dan tujuh balai diklat industri.
Baca Juga: HEBOH DI PESAWAT TERIAKI ANIES PRESIDEN
"Selain itu, Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI) 4.0 juga hadir untuk membantu industri dalam proses transformasi digital," jelas Agus.
Menperin bangga bahwa 100 persen lulusan dari unit pendidikan vokasi di bawah Kementerian Perindustrian langsung diterima kerja di sektor industri, menunjukkan kualitas pendidikan vokasi yang sangat baik. Namun, perlu peningkatan dalam jumlah lulusan untuk menghadapi permintaan tenaga kerja di sektor industri yang terus meningkat.
Artikel Terkait
KPK Sampaikan Hasil Operasi Tangkap Tangan (OTT) Pejabat Basarnas di Cilangkap dan Bekasi
KPK Berhasil Melakukan OTT Terhadap Pejabat Basarnas yang Diduga Terlibat Korupsi
Sikap Sri Mulyani Yang Kritisi Bahwa Banyak Generasi Muda Belum Paham Betapa Seriusnya Krisis Keuangan
HEBOH DI PESAWAT TERIAKI ANIES PRESIDEN
Koordinasi Internasional - Polri dan KPK Buru Buronan Harun Masiku di Kamboja