kesehatan

Mulai 2025, Peserta BPJS Wajib Skrining Kesehatan Tahunan: Gratis, Cepat, dan Jadi Syarat ke Faskes

Sabtu, 13 September 2025 | 18:36 WIB
syarat wajib peserta BPJS Kesehatan (ayobandung.com)

3. Datang ke FKTP

Bagi peserta yang kesulitan mengakses internet, tersedia opsi datang langsung ke puskesmas atau klinik mitra BPJS. Petugas medis akan membantu mengisi formulir skrining secara manual di tempat.

Semua proses ini tidak dikenakan biaya tambahan karena sudah termasuk manfaat kepesertaan JKN. Data hasil skrining tersimpan otomatis di sistem, sehingga bisa langsung diakses oleh dokter saat peserta membutuhkan layanan medis.

Baca Juga: Fakta Unik: Negara dengan Jam Sekolah Terpendek tapi Prestasi Tertinggi, Rahasianya Terungkap!


Manfaat Besar dari Skrining Tahunan

Menurut Kementerian Kesehatan, skrining kesehatan tahunan akan membawa dampak jangka panjang yang signifikan.

  1. Deteksi dini penyakit kronis – Semakin cepat diketahui, semakin besar peluang penanganan berhasil dengan biaya lebih rendah.

  2. Mengurangi beban biaya kesehatan nasional – Biaya pengobatan penyakit kronis seperti gagal ginjal bisa mencapai puluhan juta per bulan. Dengan skrining, beban ini bisa ditekan.

  3. Memperbaiki kualitas hidup peserta – Dengan mengetahui kondisi tubuh, masyarakat bisa mengubah gaya hidup sejak dini, misalnya dengan diet sehat, olahraga, atau berhenti merokok.

  4. Meningkatkan efisiensi layanan kesehatan – Data skrining memberi peta akurat bagi pemerintah dalam merancang kebijakan promotif dan preventif, bukan hanya fokus pada pengobatan.

Baca Juga: LinkedIn 2025: 10 Skill Paling Dicari Perusahaan Global, Wajib Dikuasai Pekerja Modern


Suara Ahli: Skrining Lebih Murah daripada Mengobati

Pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia, Dr. Dini Rahmadani, menyebut program ini sebagai terobosan penting.

“Selama ini sistem kesehatan kita masih cenderung reaktif, baru bertindak ketika pasien sakit. Dengan skrining wajib, kita bisa beralih ke sistem preventif. Secara ekonomi, biayanya jauh lebih murah daripada mengobati penyakit kronis,” ujarnya.

Ia menekankan, keberhasilan kebijakan ini sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat.

Jika mayoritas peserta BPJS rutin melakukan skrining, data kesehatan nasional akan semakin akurat, dan strategi pelayanan bisa lebih tepat sasaran.

Baca Juga: Wow! Virtual Reality Kini Masuk Sekolah, Begini Cara Baru Belajar yang Bikin Murid Betah


Studi Kasus: Diabetes yang Terlambat Terdeteksi

Berdasarkan data BPJS Kesehatan tahun 2024, kasus diabetes melitus di Indonesia terus meningkat dengan total pembiayaan mencapai lebih dari Rp6 triliun.

Halaman:

Tags

Terkini