Catatanfakta.com - Sebuah kabar tentang sekolah internasional di wilayah Jabodetabek memicu diskusi seputar isu gender netral dan LGBT di dunia pendidikan.
Salah satu hal yang mencolok adalah adanya fasilitas toilet gender netral di sekolah tersebut.
Namun, kontroversi muncul ketika dugaan muncul bahwa sekolah ini berperan dalam mendukung agenda LGBT, yang jelas-jelas bertentangan dengan norma dan hukum di Indonesia.
Baca Juga: Transformasi Pendidikan: Peluang Guru Penggerak Diutamakan Menjadi Kepala Sekolah
Apa yang dimaksud dengan konsep gender netral? Tidak hanya mengenai hal tersebut, tetapi juga pentingnya memilih sekolah yang tepat untuk anak Anda akan kita bahas di sini.
Sekolah Internasional dan Kompleksitas LGBT
Melalui sebuah podcast, Daniel Mananta berbicara tentang pengalaman pribadinya dengan sebuah sekolah internasional yang menurutnya mendukung dan menyediakan fasilitas bagi komunitas LGBT.
Salah satu indikatornya adalah adanya fasilitas toilet terpisah, bukan hanya untuk laki-laki dan perempuan, tetapi juga untuk gender netral.
Baca Juga: KPAD Goes To School: Mewujudkan Sekolah Ramah Anak di Kabupaten Bogor
Kekhawatiran Daniel muncul saat pihak sekolah menyatakan bahwa langkah ini adalah bentuk dukungan terhadap pilihan identitas anak-anak.
Bahkan, pihak sekolah berjanji untuk menjaga kerahasiaan informasi tersebut dari orangtua.
Daniel berpendapat bahwa pendekatan ini mencoba untuk "mennormalisasi identitas individu berdasarkan perasaan, bukan fakta biologis."
Baca Juga: Cara Meredakan Tangisan Bayi dengan Mudah: 11 Strategi Teruji yang Wajib Anda Ketahui
Akan tetapi, ia berpendapat bahwa pendekatan semacam ini masih terlalu dini untuk anak-anak usia Sekolah Dasar. Ia mempertanyakan mengapa agenda semacam ini harus disisipkan pada anak di bawah 18 tahun.
Ia berargumen bahwa usia perkembangan anak-anak masih dalam fase pencarian identitas diri dan mudah dipengaruhi.
Oleh karena itu, peran orangtua sebagai pendidikan pertama dalam masalah seksualitas sangatlah penting.