edukasi

Olahraga Zaman Now: Sehat atau Sekadar Tren? Fenomena Pound Fit & Virtual Cycling 2025

Kamis, 14 Agustus 2025 | 13:00 WIB
Kegiatan Pound Fit PRUActive Family yang diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan usia. (dok Prudential Indonesia)

 

CatatanFakta.com – Dunia olahraga dan kebugaran kembali bergeser pada 2025. Jika beberapa tahun lalu yoga dan zumba mendominasi, kini giliran Pound Fit dan Virtual Cycling yang jadi primadona di kelas-kelas fitness maupun lini masa media sosial. Tapi muncul pertanyaan: apakah tren ini benar-benar bermanfaat, atau sekadar ikut-ikutan demi konten?


Pound Fit: Fitness Plus Terapi Emosi

Pound Fit, olahraga yang memadukan gerakan kardio, kekuatan, dan ritme musik dengan “drumstick” khusus, kini jadi favorit kaum urban. Menurut pelatih kebugaran di Jakarta, gerakan memukul-mukul diiringi musik cepat dapat membakar 500–900 kalori per sesi sekaligus membantu pelepasan stres.

Namun, kritikus gaya hidup sehat menilai, hype ini lebih didorong tampilan visual yang Instagramable. “Orang datang bukan cuma untuk sehat, tapi juga demi video TikTok,” ujar salah satu pengamat tren fitness.

Baca Juga: Bukan Cuma Pati, Ini Daftar Daerah yang Naikkan PBB hingga 1.000% dan Picu Protes Warga


Virtual Cycling: Balap Sepeda Tanpa Kena Matahari

Teknologi membuat bersepeda tak lagi harus keluar rumah. Virtual Cycling menawarkan simulasi jalur menantang dari pegunungan Alpen hingga jalanan Tokyo, cukup dari layar monitor dan sepeda statis berteknologi tinggi.

Para penggemarnya memuji kemudahan ini, apalagi di kota besar yang rawan polusi dan macet. Tapi, sebagian pecinta sepeda tradisional menilai pengalaman ini kehilangan “sensasi angin dan aroma jalanan” yang jadi jiwa bersepeda.

Baca Juga: Protes Kenaikan Pajak, Warga Jombang Bayar PBB dengan Galon Penuh Koin


Tren yang Didukung Media Sosial

Baik Pound Fit maupun Virtual Cycling tumbuh berkat dukungan platform media sosial dan influencer kebugaran. Video latihan, challenge, hingga kompetisi online membuat tren ini meledak. Bahkan, beberapa gym di Indonesia kini membuka kelas hybrid yang bisa diikuti secara langsung maupun daring.


Sehat atau Sekadar Gaya Hidup?

Dokter olahraga menegaskan, apapun bentuknya, aktivitas fisik tetap lebih baik daripada diam. Namun, masyarakat diimbau memilih olahraga yang sesuai kebutuhan tubuh, bukan hanya mengikuti tren.

Baca Juga: PBB P2 Jombang Naik Drastis, Bupati Warsubi Tegaskan Bukan Kebijakan Dirinya

“Kalau tujuannya sehat, fokuslah pada konsistensi. Tren bisa datang dan pergi, tapi kesehatan adalah investasi jangka panjang,” tegas dr. Fadli Rahman, SpKO.

Fenomena Pound Fit dan Virtual Cycling mencerminkan bagaimana olahraga kini tak hanya soal kebugaran, tapi juga citra diri di media sosial. Pertanyaannya, di tengah derasnya tren olahraga 2025, apakah kita masih berolahraga demi tubuh sehat atau demi likes?

 

Tags

Terkini