Catatanfakta.com - Kasus Etnosentrisme di Indonesia:
1. Stereotip Antar Suku: Di Indonesia, beberapa suku kerap diberi stereotip oleh suku lain, yang sebagian besar berakar dari ketidaktahuan dan pemahaman yang salah tentang kebudayaan dan perilaku suku tersebut.
Misalnya, orang Jawa dianggap pendiam, orang Batak dikenal keras, atau orang Betawi dianggap kurang sopan. Stereotip ini menciptakan kesalahpahaman dan potensi konflik antar suku.
2. Diskriminasi Rasial: Etnosentrisme juga tercermin dalam bentuk diskriminasi rasial terhadap kelompok etnik tertentu.
Contohnya adalah diskriminasi terhadap orang Papua yang sering menjadi korban rasisme dan perlakuan tidak adil baik sosial maupun hukum karena perbedaan fisik dan budaya.
Baca Juga: Etnosentrisme, Prejudis, dan Diskriminasi: Menyelami Contoh-contoh Kasus di Kehidupan Nyata
3. Konflik Antar Kelompok: Etnosentrisme dapat memicu konflik antar kelompok, baik dalam konteks perbedaan suku, agama, maupun budaya.
Beberapa contoh konflik antar kelompok yang dipicu oleh etnosentrisme di masa lalu meliputi konflik SARA di Maluku dan Poso.
Penyebab Etnosentrisme:
1. Kurangnya Pendidikan Multikultural: Kurangnya pendidikan yang mengajarkan pentingnya menghargai keberagaman dan menghindari stereotip negatif dapat menyebabkan etnosentrisme.
Baca Juga: Etnosentrisme, Prejudis, dan Diskriminasi: Menyelami Contoh-contoh Kasus di Kehidupan Nyata
2. Isolasi Antar Komunitas: Ketidakbermudahan interaksi dan pertukaran budaya antara kelompok etnik atau budaya yang berbeda dapat mempertahankan pandangan sempit dan etnosentris.