Etnosentrisme, Prejudis, dan Diskriminasi: Menyelami Contoh-contoh Kasus di Kehidupan Nyata

photo author
- Selasa, 14 November 2023 | 14:39 WIB
apa stereotipe anak muda yang membuat kebebasannya berekspresi atau berpendapat dibatasi atau di diskriminasi (Pixabay/Olexy @Ohurtsov)
apa stereotipe anak muda yang membuat kebebasannya berekspresi atau berpendapat dibatasi atau di diskriminasi (Pixabay/Olexy @Ohurtsov)

 

Catatanfakta.com - Dalam masyarakat yang semakin global ini, kita kerap kali berhadapan dengan perbedaan budaya, agama, dan etnis. Namun, sayangnya, perbedaan ini sering mengundang perilaku etnosentris, prejudis, dan diskriminatif.

Berikut adalah contoh kasus yang melibatkan etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari.

Etnosentrisme: Seorang pelajar yang pergi ke luar negeri merasa bahwa kebudayaan dan tradisi di negara asalnya jauh lebih unggul daripada di negara tempat ia menempuh pendidikan. Ia cenderung menghakimi atau meremehkan budaya lokal warga di negara tersebut, menyebabkan ketidaknyamanan dan ketegangan antara pelajar tersebut dan penduduk lokal.

Prejudis: Seorang pemilik rumah yang sedang mencari penyewa baru secara tidak sadar memiliki prasangka negatif terhadap beberapa kelompok etnis tertentu. Ketika menginterview calon penyewa, pemilik rumah ini menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan pada stereotip dan tidak mempertimbangkan individu sebagai individu, melainkan mengambil keputusan berdasarkan prasangka yang dimilikinya.

Baca Juga: Etnosentrisme, Prejudis, dan Diskriminasi: Menyelami Contoh-contoh Kasus di Kehidupan Nyata

Diskriminasi: Pada sebuah restoran, seorang karyawan mengabaikan atau memberikan layanan yang lebih buruk kepada pelanggan yang berasal dari kelompok minoritas, sementara memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan yang berasal dari kelompok mayoritas. Hal ini menciptakan pengalaman negatif dan mendiskriminasikan pelanggan yang berhak mendapatkan pelayanan yang sama.

Etnosentrisme: Dalam acara olahraga internasional, suporter suatu negara terkadang merasa bahwa atlet mereka akan menang hanya karena asal negara mereka. Mereka menganggap negara mereka memiliki bakat dan kualitas yang lebih unggul dibandingkan dengan negara-negara lain, menyebabkan hubungan yang tidak sehat antara suporter dari berbagai negara.

Prejudis: Di tempat kerja, seorang karyawan mengasumsikan bahwa koleganya yang berasal dari kelompok etnis tertentu akan malas atau tidak mampu bekerja dengan baik, meskipun kolega tersebut sebenarnya memiliki hasil kerja yang baik dan rajin dalam menyelesaikan tugasnya. Prejudis ini bisa menghalangi hubungan kerja yang harmonis antara karyawan.

Baca Juga: Etnosentrisme, Prejudis, dan Diskriminasi: Sumber Permasalahan dalam Masyarakat Majemuk Indonesia

Diskriminasi: Dalam proses penerimaan karyawan baru, perusahaan menolak melamar lamaran pekerjaan dengan alasan tertentu yang berkaitan dengan jenis kelamin, agama, atau asal etnis. Meski kualifikasi pelamar memenuhi persyaratan pekerjaan, mereka tetap didiskriminasi hanya karena faktor-faktor yang tidak relevan dan tidak adil.

Kita perlu memahami dan akui bahwa etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi dapat terjadi di berbagai situasi kehidupan sehari-hari. Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi kita semua untuk mengedukasi diri, berempati, dan belajar menghargai perbedaan yang ada di masyarakat kita guna menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis untuk semua individu yang terlibat.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wafa Lutfiah

Sumber: Catatanfakta.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X