Bagi Guru
-
Menguasai teknologi digital untuk mendukung pembelajaran.
-
Menerapkan metode pembelajaran kreatif, interaktif, dan kolaboratif.
-
Menjadi fasilitator, bukan hanya pemberi materi.
Respon Publik terhadap Kurikulum Merdeka 2025
Banyak kalangan menyambut baik kebijakan ini. Beberapa pakar pendidikan menilai sistem ini lebih relevan dengan kebutuhan zaman. Namun ada pula yang mengingatkan agar pemerintah memastikan kesiapan sekolah di daerah, agar tidak ada kesenjangan pendidikan antara kota dan desa.
Siswa SMA yang diwawancarai mengaku senang dengan fleksibilitas pemilihan mata pelajaran. “Saya ingin masuk jurusan teknologi, jadi lebih mudah menyesuaikan pelajaran yang saya ambil,” kata Rina, siswi kelas XI SMA di Bogor.
Kurikulum Merdeka 2025 membawa angin segar dalam dunia pendidikan Indonesia. Dengan fleksibilitas mata pelajaran, sistem pembelajaran berbasis proyek, dan penilaian yang lebih humanis, siswa SMA diharapkan menjadi generasi adaptif, inovatif, dan siap menghadapi masa depan.
Meski tantangan masih ada, terutama terkait kesiapan guru dan fasilitas sekolah, perubahan ini menjadi langkah maju menuju sistem pendidikan yang lebih relevan dengan perkembangan zaman.
Bagi siswa, guru, dan orang tua, adaptasi dan kesiapan menjadi kunci utama agar Kurikulum Merdeka 2025 bisa benar-benar membawa manfaat nyata.
Artikel Terkait
Kenapa Sri Mulyani Dicopot? Ini Alasan di Balik Reshuffle Kabinet Merah Putih
Reaksi Ekonom & Publik Setelah Sri Mulyani Dicopot dari Jabatan Menkeu, Netizen Ramai Beri Komentar