Sebagai ilustrasi, perspektif konflik bisa diterapkan dalam analisis ketidaksetaraan ekonomi, di mana kelompok-kelompok dengan kekuasaan dan sumber daya yang lebih besar memegang kendali atas sumber daya dan memanfaatkannya untuk kepentingan mereka sendiri.
Baca Juga: Enam Ciri Budaya Menurut Koentjaraningrat yang Terwujud dalam Kehidupan Sehari-hari
3. **Simbolik Interaksionisme**:
Perspektif simbolik interaksionisme membangun teori dengan memandang masyarakat sebagai hasil dari interaksi sehari-hari individu.
Fokusnya adalah pada interaksi sosial dan penggunaan simbol-simbol dalam komunikasi.
Perspektif ini lebih cenderung melihat masyarakat dalam tingkat mikro dan berfokus pada simbol-simbol serta interaksi tatap muka.
Tokoh-tokoh seperti Max Weber, Herbert Mead, dan Herbert Blumer memiliki pengaruh yang kuat dalam perkembangan perspektif ini.
Perspektif ini menekankan bagaimana individu menggunakan simbol-simbol untuk memberi makna pada tindakan dan interaksi sehari-hari.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah perilaku perokok yang, meskipun menyadari risiko kesehatan yang terkait dengan merokok, tetap melanjutkan kebiasaan tersebut karena percaya bahwa merokok meningkatkan citra positif mereka dalam lingkungan sosial mereka.
Dalam sosiologi, ketiga perspektif ini memberikan pandangan yang berbeda dalam memahami dinamika sosial dan fenomena masyarakat, yang masing-masing memiliki nilai dan kegunaan unik dalam menganalisis dan memahami perubahan sosial serta interaksi manusia.
Artikel Terkait
Tanggapan Ketum PSI Kaesang Terkait Gibran Masuk Golkar dan di Usung Jadi Cawapres : Saya Kecewa Mas
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka: Tandem Calon Presiden dan Wakil Presiden 2024