Keputusan Nadiem Tentang Skripsi sebagai Syarat Kelulusan Mahasiswa S1: Perspektif Rektor Unizar dan UNAIR

photo author
- Sabtu, 2 September 2023 | 19:54 WIB
Jangan sepelekan hal berikut selama mengerjakan skipsi. (Freepik.com - KABARBUANA.COM)
Jangan sepelekan hal berikut selama mengerjakan skipsi. (Freepik.com - KABARBUANA.COM)

 

Catatanfakta.com- Pendidikan tinggi di Indonesia selalu mengalami perkembangan dan transformasi. Salah satu perubahan yang paling mencolok adalah kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, yang menghapuskan kewajiban skripsi sebagai syarat kelulusan bagi mahasiswa S1.

Kebijakan ini telah menuai berbagai tanggapan dari berbagai pihak, termasuk Rektor Universitas Indonesia Zarlis Arzuman, dan Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Mohammad Nasih SE. MT. Ak.,  

Nadiem Makarim, dalam penyampaian kebijakannya, mengungkapkan tujuan utamanya adalah untuk merangkul inovasi, kreativitas, dan pemikiran kritis di kalangan mahasiswa.

Baca Juga: Bukan Plt lagi... Iwan Setiawan Resmi Dilantik Menjadi Orang No 1 di Kabupaten Bogor

Dengan menghapuskan kewajiban skripsi, Nadiem berharap mahasiswa dapat lebih fokus pada pengembangan soft skills yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja yang terus berubah.

Rektor Universitas Indonesia, Zarlis Arzuman, menyambut positif langkah Nadiem ini. Ia mengatakan bahwa perubahan ini merupakan langkah yang tepat untuk mendukung pengembangan potensi mahasiswa.

Menurutnya, fokus pada pembelajaran praktis dan penguasaan kompetensi yang relevan akan lebih bermanfaat dalam menghadapi tantangan di dunia kerja yang semakin kompleks.

Baca Juga: Istilah-Istilah Dalam Dunia Perkuliahan yang Mahasiswa Harus Tahu

Selain itu, Rektor Universitas Airlangga, Prof. Nasih, juga memberikan pandangan yang serupa. Prof. Nasih menilai bahwa kewajiban skripsi selama ini telah menimbulkan tekanan berlebihan pada mahasiswa dan mungkin tidak selalu menghasilkan penelitian yang bermutu.

Dengan menghilangkan beban ini, mahasiswa dapat lebih fokus pada proses pembelajaran yang lebih berarti.

Namun, kebijakan ini juga menimbulkan berbagai pertanyaan dan keprihatinan. Beberapa pihak khawatir bahwa penghapusan skripsi sebagai syarat kelulusan dapat meruntuhkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.

Baca Juga: PGRI Serang Buat Gedung SecaraSwadaya

Mereka menganggap bahwa skripsi merupakan salah satu indikator penting bagi kemampuan penelitian dan analisis mahasiswa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wafa Lutfiah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X