Dalam forum itu, para ulama dan kiai menyerukan kesadaran kolektif seluruh jajaran PPP – mulai dari DPP, DPW, hingga DPC – untuk tidak lagi mengusung Mardiono pada Muktamar X.
“PPP harus membuka diri kepada tokoh-tokoh terbaik bangsa, baik dari dalam maupun luar kader PPP, yang siap berjuang bersama partai. Ini penting agar PPP kembali menjadi rumah besar umat Islam,” ujar Fadholan.
Menanti Arah Baru PPP
Dengan berbagai kritik yang mengemuka, masa depan kepemimpinan PPP akan sangat ditentukan oleh Muktamar X.
Tuntutan majelis, ulama, dan kiai agar Muhamad Mardiono tidak maju kembali memperlihatkan adanya keresahan mendalam terhadap arah partai.
Kini, bola panas berada di tangan para pengurus dan kader PPP di seluruh Indonesia.
Apakah mereka akan tetap mengusung Mardiono, atau membuka ruang bagi tokoh baru yang diharapkan mampu mengembalikan marwah PPP sebagai partai Islam yang solid dan berpengaruh.