politik

Hilirisasi Komoditas dan Visi Prabowo Subianto untuk Mobil Listrik Buatan Indonesia

Sabtu, 25 November 2023 | 10:00 WIB
Prabowo Subianto ketika berbicara di acara 'Dialog Terbuka Muhammadiyah Bersama Calon Pemimpin Bangsa' yang digelar di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS), Jumat (24/11).

 

Catatanfakta.com - Prabowo Subianto, calon presiden, mengatakan akan meneruskan program hilirisasi yang diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo.

Dalam program hilirisasi tersebut, terdapat 21 komoditas yang menjadi fokus, termasuk batu bara, nikel, timah, tembaga, bauksit, besi baja, emas perak, aspal buton, minyak bumi, hingga gas bumi.

Sementara itu, komoditas perkebunan dan kelautan termasuk kelapa, kelapa sawit, karet, biofuel, kayu log, getah pinus, udang, perikanan tangkap, rajungan, rumput laut, dan garam.

Baca Juga: Prabowo Jenguk Luhut di Singapura Bawa Pesan Menyentuh

Prabowo menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia dapat menjadi produsen kendaraan listrik besar di dunia melalui hilirisasi nikel.

Ia menegaskan bahwa tidak ingin Indonesia hanya menjadi pasar otomotif negara maju seperti Jepang, tetapi menjadi mitra dan sahabat.

Implementasi hilirisasi nikel telah memberikan nilai tambah yang signifikan, terutama dalam urusan ekspor. Sebelum pelarangan ekspor pada tahun 2017, nilai ekspor nikel hanya sekitar US$ 3,3 miliar, tetapi setelah pelarangan ekspor, jumlahnya meningkat menjadi US$ 33 miliar pada tahun 2022.

Baca Juga: Prabowo-Gibran Mengadopsi Strategi Bill Clinton untuk Memenangkan Pilpres 2024

Salah satu produk hilirisasi dari komoditas nikel adalah mobil listrik buatan Indonesia. Prabowo optimis bahwa dengan meningkatkan produksi nikel hingga 67 kali lipat, Indonesia dapat memproduksi mobil listrik secara mandiri dan berkontribusi pada pasar mobil listrik global.

Dalam hal ini, hilirisasi nikel akan menjadi strategi penting untuk meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut dan juga menciptakan lapangan kerja di Indonesia.

Keberhasilan program hilirisasi tidak hanya menjanjikan kemajuan ekonomi, tetapi juga memiliki implikasi positif bagi lingkungan. Penggunaan mobil listrik di Indonesia dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong transisi energi bersih.

Baca Juga: Tanggapan TKN Mengenai Julukan Gemoy untuk Prabowo Subianto

Namun demikian, tantangan besar yang muncul adalah bagaimana implementasi program hilirisasi dapat dilakukan dengan efektif dan efisien, terutama di tengah persaingan global dan pengaruh yang dimiliki oleh kepentingan luar negeri.

Halaman:

Tags

Terkini