politik

Kategori Budaya Politik di Indonesia Menurut Almond dan Powell: Sebuah Pemikiran

Selasa, 14 November 2023 | 15:47 WIB
Ini Jawabannya! Bila Merujuk Pada Kategori Budaya Politik Almond Dan Powell, Selama Tahun 1999 Sampai Dengan Sekarang! (Pexels.com / August de Richelieu)

 

 

Catatanfakta.com - Gabriel Almond dan G. Bingham Powell, dalam studi mereka tentang budaya politik, mengajukan beberapa kategori budaya politik yang dapat digunakan untuk menganalisis suatu negara. Berikut adalah beberapa kategori budaya politik menurut Almond dan Powell serta bagaimana kategori-kategori tersebut tercermin dalam konteks politik di Indonesia:

1. Budaya Parokial: Budaya politik parokial merupakan karakteristik masyarakat yang tidak terlalu peduli atau terlibat dalam sistem politik negara. Masyarakat tidak merasa sebagai bagian yang aktif dalam proses politik, dan cenderung fokus pada kepentingan lokal atau kelompok mereka sendiri. Dalam konteks Indonesia, kita bisa melihat budaya politik parokial ini dalam beberapa kasus, terutama di daerah atau komunitas yang lebih terpisah dari pusat politik nasional.

2. Budaya Subjek: Dalam budaya politik subjek, warga memiliki kesadaran akan sistem politik, namun kurang aktif dalam berpartisipasi. Mereka acuh terhadap kebijakan dan keputusan pemerintah, tetapi cenderung pasif, tidak merasa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi kebijakan atau mengendalikan pemerintahan. Di Indonesia, budaya politik subjek bisa ditemui pada sebagian masyarakat yang mengikuti perkembangan politik, tetapi merasa cukup dengan hanya memberikan suara dalam pemilu tanpa melibatkan diri lebih dalam proses politik.

Baca Juga: Kategori Budaya Politik Indonesia Menurut Almond dan Powell

3. Budaya Partisipatif: Budaya politik partisipatif ditandai oleh warga yang proaktif dan terlibat dalam proses politik serta memiliki rasa tanggung jawab dalam pembuatan keputusan publik. Dalam konteks Indonesia, budaya politik partisipatif dapat dilihat dari aktivisme politik dan organisasi-organisasi masyarakat sipil yang terlibat dalam proses pembuatan kebijakan, pengawasan pemerintah, dan advokasi kepentingan bersama. Partisipasi warga antara lain ditunjukkan melalui pemilu, demonstrasi, diskusi publik, dan kegiatan sosial yang mendukung perbaikan kondisi negeri ini.

Dalam realitasnya, budaya politik di Indonesia merupakan perpaduan dari ketiga tipe tersebut, tergantung pada konteks wilayah, pendidikan, dan interaksi antar kelompok di masyarakat. Sebagai negara yang sangat beragam, baik secara geografis maupun budaya, budaya politik di Indonesia menunjukkan perpaduan yang cukup kompleks dan dinamis.

Kendati demikian, dalam beberapa tahun terakhir, kita bisa melihat peningkatan partisipasi politik masyarakat Indonesia, misalnya melalui keterlibatan generasi muda dalam politik dan isu-isu sosial. Hal ini menunjukkan bahwa warga mulai menyadari pentingnya peran mereka dalam proses politik dan berdemokrasi.

Baca Juga: BUDAYA POLITIK ALMOND DAN POWELL

Peningkatan partisipasi ini juga mencerminkan keberhasilan demokrasi Indonesia dalam menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut berperan dalam menentukan arah kebijakan dan pemerintahan di negeri ini.

Namun, tantangan dalam mengembangkan budaya politik yang lebih partisipatif dan inklusif masih ada. Beberapa di antaranya meliputi isu-isu seperti meningkatkan keterwakilan perempuan dan kelompok marjinal dalam politik, mengatasi praktik politik uang dan korupsi, serta mengedepankan kepentingan publik dibandingkan dengan kepentingan politik atau kelompok tertentu.

Berbagai intervensi yang perlu dilakukan untuk memperkuat budaya politik partisipatif di Indonesia, antara lain:

Meningkatkan pendidikan politik bagi masyarakat: Melalui pendidikan politik yang lebih baik, warga semakin mengerti hak dan kewajiban mereka dalam berdemokrasi, bagaimana cara berpartisipasi secara efektif, serta menghargai nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia.

Halaman:

Tags

Terkini