Jakarta, Catatanfakta.com - Sebuah pertemuan bersejarah terjadi pada Jumat (26/1) di kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Jalan Cut Meutia 10, Jakarta Pusat, ketika Calon Presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto, menerima wejangan yang bernuansa kebangsaan dari Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo.
Dalam dialog yang penuh makna, Kardinal Suharyo tidak hanya memberikan nasihat yang bersifat universal, tetapi juga menyampaikan pesan khusus yang dianggap relevan bagi umat Katolik dan seluruh rakyat Indonesia menjelang pemilu Februari mendatang.
Prabowo merespons positif wejangan tersebut, menyatakan bahwa pesan yang disampaikan oleh Kardinal Suharyo memiliki nilai yang luar biasa, tidak hanya untuk umat Katolik, tetapi juga untuk semua lapisan masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Prabowo dan Kardinal Suharyo Bersatu di Silaturahmi KWI: Gebrakan Politik Santun Membangun Persatuan
"Kardinal Suharyo menyampaikan nasihat dan saran yang sangat relevan tidak hanya untuk umat Katolik tetapi juga untuk seluruh rakyat Indonesia yang akan menghadapi pemilu Februari mendatang," ujar Prabowo dengan penuh apresiasi.
Selain itu, Prabowo juga menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat dari presidium KWI dan menghargai khusus karena mendapatkan saran langsung dari seorang pemimpin umat Katolik.
Ia menegaskan komitmen untuk terus memperjuangkan persatuan dan keberagaman, sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
"Kami sangat bersyukur atas kesempatan ini dan akan selalu mengedepankan nilai-nilai kami, yaitu Pancasila, Undang-undang Negara Republik Indonesia 1945, NKRI, dan semangat Bhinneka Tunggal Ika," tegas Prabowo dengan mantap.
Pertemuan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan semangat persatuan bagi masyarakat Indonesia.
Lebih dari sekadar pertemuan politik, dialog antara pemimpin agama dan tokoh politik ini diharapkan dapat menghasilkan arah yang positif untuk kebangsaan.
Dengan pemilihan yang semakin dekat, wejangan ini menjadi sorotan penting untuk membentuk pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai persatuan dan toleransi dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Semoga pertemuan ini menjadi contoh bagaimana kolaborasi antara pemimpin agama dan tokoh politik dapat memperkukuh fondasi persatuan dan keberagaman di Indonesia.
Artikel Terkait
Pemukiman Setan: Adinda Thomas dan Teuku Rifnu Wikana Mencuri Perhatian, Jadi Scene Stealer di Tengah Teror
Pemukiman Setan: Horor yang Menantang, 6 Fakta Menarik yang Membuatnya Berbeda