peristiwa

Tragedi Tragis Sang Pemuda Kabupaten Bandung: Mendaki Tower 40 Meter hingga Lompat Akibat Depresi

Senin, 6 November 2023 | 10:39 WIB
Pemuda Naik Tower (Instagram Sekitar Bandung)

 

 

Catatanfakta.com - Di tengah bukaan kemajuan teknologi dan media sosial, sejatinya kita semua merasa lebih terhubung satu sama lain. Namun, mengapa ada seorang pria yang justru merasa semakin terisolasi hingga nekat melakukan tindakan tragis tersebut?

Minggu, 4 November 2023, Kabupaten Bandung dihebohkan oleh tragedi naas yang menimpa seorang pemuda berusia 25 tahun.

Berlanjut akibat kehilangan pekerjaan dan berkonflik dengan atasan, pemuda tersebut nekat mendaki tower BTS setinggi 40 meter dan melompat ke bawah.

Baca Juga: Mahasiswi Kedokteran Unair Ditemukan Tewas Diduga Bunuh Diri dengan Gas Helium di Dalam Mobil

Kejadian ini sontak menjadi viral di media sosial dan menarik perhatian netizen di seluruh negeri. Apakah mungkin ini adalah akibat dari tekanan kehidupan yang semakin tinggi di era digital ini? Atau sebenarnya ada faktor lain yang jauh lebih mendalam?

Polisi membenarkan peristiwa ini, termasuk Kapolsek Cangkuang, Iptu Yusuf Juhara, yang menjelaskan bahwa laporan insiden itu datang sekitar pukul 14.45 WIB.

Petugas piket Polsek Cangkuang yang kebetulan ada di dekat lokasi segera menuju TKP dan berhasil tiba dalam waktu kurang dari 2 menit.

Berdasarkan keterangan keluarga korban, pemuda tersebut diketahui mengalami depresi usai diberhentikan dari pekerjaannya. Lebih jauh, pemecatan itu terjadi akibat sering konflik dengan atasan. Petugas piket kemudian ikut membantu keluarga korban membujuk pemuda tersebut untuk turun dari tower.

Baca Juga: Perjuangan Santri: Bunuh Diri dan Fakta Tersembunyi tentang Perundungan

Sayangnya, usaha membujuk yang berlangsung selama satu jam membuahkan hasil yang tragis. Beberapa kali, pemuda itu terlihat bersedia turun. Tapi pada pukul 14.30 WIB, dia tiba-tiba melompat hingga akhirnya tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Pada dasarnya, kasus ini mengingatkan kita semua untuk lebih peduli kepada sesama, terutama keluarga dan teman-teman. Memang benar bahwa kita hidup di era digital, tetapi justru di saat-saat seperti ini, kita harus lebih militan untuk menjaga kesehatan mental orang-orang di sekitar kita. Kita bisa memulai dengan berbicara dan menawarkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.

Tags

Terkini