Sementara itu, publik berharap Erick Thohir bisa memberi contoh moral seperti Zainuddin Amali — menempatkan kepentingan olahraga nasional di atas kepentingan pribadi.
“Kalau rangkap jabatan ini terus dibiarkan, maka kritik publik akan terus datang. Dunia olahraga butuh integritas, bukan simbol kekuasaan,” ujar seorang pengamat olahraga nasional menutup perbincangan.
Kekalahan Timnas Indonesia bukan hanya soal taktik di lapangan, tapi juga menyentuh ranah moral dan etika pejabat publik.
Sindiran netizen tentang “Menpora panggil Ketum PSSI” menjadi simbol kekecewaan atas konflik kepentingan yang belum terselesaikan di tubuh olahraga nasional.
Selama Erick Thohir tetap merangkap jabatan sebagai Menpora sekaligus Ketum PSSI, bayang-bayang kritik dan tuntutan etika publik tampaknya akan terus menghantuinya.
Artikel Terkait
Kabar Kenaikan UMP 2026: Airlangga Sebut Naik 6,5%, UMP Jakarta Bisa Tembus Rp5,7 Juta
Langkah Progresif Bupati Bogor Rudi Susmanto dalam Menata BUMD: Audit dan Kajian Ilmiah Jadi Fondasi Pembenahan