catatanfakta.com - Merasa sulit membaca huruf kecil, mengalami kesulitan dalam menavigasi tangga atau ruang ramai, bahkan tidak bisa melihat dengan jelas ketika cahaya minim.
Semua itu bisa jadi tanda-tanda low vision, yaitu kondisi di mana seseorang mengalami gangguan penglihatan yang signifikan dan tidak dapat diperbaiki dengan kacamata, lensa kontak, atau operasi.
Menurut Cleveland Clinic, low vision dapat diklasifikasikan dalam empat kategori, yaitu penglihatan sentral yang kabur, penglihatan perifer yang berkurang, hilangnya kontras warna, dan penglihatan yang buruk pada kondisi cahaya redup.
Baca Juga: Jaga Stamina, Cegah Resiko! Menteri Agama Dorong Jemaah Haji Indonesia untuk Menjaga Kesehatan Fisik
Gejalanya bisa menjadi hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang melibatkan penglihatan, seperti membaca, menulis, mengemudi, atau mengenali wajah.
Kendati demikian, perlu diingat bahwa low vision tidak sama dengan kebutaan total. Meskipun seseorang dengan low vision mengalami gangguan signifikan dalam melihat, mereka masih memiliki sisa kemampuan penglihatan yang dapat digunakan untuk mendukung kehidupan sehari-hari.
Lalu, apa saja penyebab dari low vision? Penyebab utama meliputi degenerasi makula, katarak, glaukoma, retinopati diabetik, dan retinopati prematuritas. Selain itu, ada juga kondisi lain seperti trakoma, atrofi optik, cedera mata, dan cedera otak yang dapat menyebabkan low vision.
Namun, low vision bukanlah sebuah kutukan. Seseorang yang mengalami low vision dapat melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kemampuan penglihatan yang tersisa.
Beberapa di antaranya yaitu memperbaiki pencahayaan ruangan, menggunakan kacamata atau lensa kontak yang tepat, menerapkan teknologi bantu seperti kalkulator besar, atau menggunakan aplikasi pada ponsel genggam yang dapat meningkatkan kemampuan membaca.
Selain itu, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan low vision, dokter mata juga dapat memberikan beberapa rekomendasi terapi atau pengobatan yang dapat membantu memperbaiki penglihatan. Misalnya, terapi latihan penglihatan, pembedahan katarak, atau operasi pada retina yang rusak.
Baca Juga: Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Leuwisadeng Dipertanyakan; RW Ngamuk Bawa Golok
Sebenarnya, kita semua dapat mencegah terjadinya low vision akibat penuaan dengan menjaga kesehatan mata dengan baik. Mengikuti pola hidup yang sehat, mengenakan kacamata atau lensa kontak yang tepat, dan rutin memeriksakan kesehatan mata secara teratur, bisa jadi kunci dalam mencegah low vision atau bahkan kerusakan penglihatan yang lebih parah.
Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala low vision, segeralah berkonsultasi dengan dokter mata untuk mendapatkan diagnoses awal dan langkah medis yang tepat. Dengan memahami low vision serta jenis-jenis penyebab dan pengobatannya, kita dapat memperbaiki kualitas hidup orang-orang disekitar kita yang memiliki kondisi ini.
Artikel Terkait
5 Langkah Penting Pasca-Libur, Ngabila Salama Beri Peringatan Kesehatan yang Vital!
Daftar 144 Penyakit yang Pengobatannya Ditanggung BPJS Kesehatan
Review SKINTIFIC 5x Ceramide Barrier Repair Serum: Menjaga Kesehatan Skin Barrier Kamu
Renjun dari NCT Dream Mengumumkan Hiatus Sementara untuk Fokus Pemulihan Kesehatan
Waspada, 5 Kebiasaan Ini Berpotensi Merusak Kesehatan Kulit Anda