Baca Juga: Fakta Unik: Negara dengan Jam Sekolah Terpendek tapi Prestasi Tertinggi, Rahasianya Terungkap!
Studi Kasus: Burnout di Kalangan Pekerja Digital
Sebuah laporan dari LinkedIn Workplace Report 2024 menyebutkan bahwa 65% pekerja digital di Asia Tenggara mengalami burnout akibat beban kerja online yang tinggi.
Banyak perusahaan kini mulai menerapkan kebijakan work-life balance dengan memberikan fleksibilitas jam kerja dan program konseling online.
Contohnya, beberapa startup di Jakarta sudah menyediakan day-off khusus kesehatan mental bagi karyawan yang mengalami tekanan berlebihan.
Menjaga kesehatan mental di era digital bukan hal yang mudah, tetapi juga bukan sesuatu yang mustahil.
Kuncinya adalah kesadaran diri dan pengelolaan penggunaan teknologi. Dengan membatasi screen time, mengatur konten media sosial, menjaga tidur, memperkuat interaksi nyata, serta memanfaatkan aplikasi mindfulness, kita bisa tetap sehat mental di tengah derasnya arus digitalisasi.
Seperti pesan WHO, “Tidak ada kesehatan tanpa kesehatan mental.” Maka, mari mulai peduli pada diri sendiri sebelum terlambat.