Dalam perspektif ini, masyarakat dilihat sebagai hasil dari proses interaksi sosial yang terus-menerus, di mana individu saling mempengaruhi melalui komunikasi dan tindakan mereka.
Interaksionisme simbolik menekankan pentingnya pemahaman tentang bagaimana individu menciptakan, mempertahankan, dan mengubah realitas sosial melalui interaksi mereka dengan orang lain.
Baca Juga: Teori Kriminologi dan Perannya untuk Mendukung Pencegahan Kejahatan di Masyarakat
Secara garis besar, ketiga perspektif sosiologi ini mengkaji bagaimana konteks sosial dapat memengaruhi kehidupan manusia .
contoh kasus untuk masing-masing perspektif sosiologi:
Perspektif Struktural Fungsional: Kasus: Pendidikan dalam masyarakat
Dalam perspektif struktural fungsional,
pendidikan memiliki peran penting dalam mempersiapkan anggota masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjalani kehidupan sehari-hari serta berpartisipasi dalam masyarakat.
Baca Juga: Teori Sosiologi: Pengertian, Kategori dan Implikasi dalam Kehidupan Modern
Pendidikan juga berfungsi untuk membentuk anggota masyarakat yang berkarakter dan memiliki sikap serta nilai yang sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku.
Dalam kasus ini, lembaga pendidikan, seperti sekolah dan universitas, dianggap sebagai bagian dari sistem sosial yang saling terkait dan memiliki fungsi untuk menciptakan keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Perspektif Konflik: Kasus: Ketidaksetaraan ekonomi dalam masyarakat
Ketika melihat isu ketidaksetaraan ekonomi melalui perspektif konflik,
fokus utama adalah pada bagaimana kelompok-kelompok sosial yang berbeda saling bersaing untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas.
Baca Juga: Membahas Undang-Undang Dasar sebagai Landasan Konstitusi dan Fondasi Demokrasi di Indonesia
Dalam kasus ini, ketidaksetaraan ekonomi menciptakan perebutan kekuasaan dan pengaruh di antara berbagai kelompok sosial.
Hal ini menyebabkan ketegangan dan konflik antara kelompok-kelompok tersebut.