Adanya kebebasan sipil dan politik yang lebih luas, serta keberagaman media informasi, menumbuhkan kesadaran politik dan mendorong masyarakat untuk terlibat dalam penyusunan kebijakan.
Selama periode ini, Indonesia telah melihat peningkatan akses kepada pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi, serta kebebasan berbicara yang semakin memberdayakan warganya.
Baca Juga: Multikulturalisme dalam Era Globalisasi: Memahami dan Menghargai Keanekaragaman Budaya
Hal ini menghasilkan semakin banyak individu dan kelompok masyarakat yang mampu berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan terlibat dalam politik.
Sejak tahun 1999 hingga sekarang, Indonesia menyaksikan perubahan signifikan dalam budaya politiknya.
Berdasarkan teori budaya politik Almond dan Powell, Indonesia saat ini dapat dikategorikan sebagai negara dengan budaya politik subjek yang terus berkembang menuju budaya politik partisipan.
Baca Juga: contoh multikulturalisme dalam era globalisasi
Ini menunjukkan adanya pergeseran dalam cara masyarakat berinteraksi dengan pemerintah dan sistem politik.
Perubahan ini mencerminkan nilai-nilai demokrasi yang semakin diinternalisasi oleh masyarakat Indonesia, seperti kebebasan sipil, kebebasan berekspresi, dan partisipasi dalam proses politik.
Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam mencapai budaya politik partisipan sepenuhnya, seperti isu korupsi, tingkat pendidikan politik yang masih rendah, dan sektor swasta yang belum maksimal dalam memfasilitasi kepentingan masyarakat.
Baca Juga: Membangun Jembatan Budaya: Contoh Multikulturalisme dalam Era Globalisasi
Selain itu, perlu diingat bahwa perkembangan budaya politik partisipan juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas demokrasi secara keseluruhan, yang mencakup lembaga politik, hukum, dan pemerintah yang akuntabel dan transparan.
Dalam konteks ini, Indonesia perlu terus melakukan reformasi politik dan pembangunan kapasitas publik, agar dapat menciptakan kondisi yang kondusif bagi perkembangan budaya politik partisipan yang matang dan stabil.
Masyarakat juga memiliki peran yang besar dalam menciptakan budaya politik yang partisipatif.
Baca Juga: Multikulturalisme dalam Era Globalisasi: Sebuah Refleksi