"Tentu saja, gaun pesta sangat diminati oleh masyarakat Jambi, terutama oleh perempuan, untuk berbagai acara kondangan atau acara formal lainnya."
Baca Juga: Pendidikan Pancasila: Menggali Kearifan Budaya Bangsa
Untuk itulah saya mengerahkan kemampuan saya untuk membuat gaun pesta yang cantik," ujar Lando dengan semangat.
Lando juga menambahkan bahwa, walaupun banyak peserta program PKW adalah perempuan, ia tidak merasa minder karena ia yakin ia pun memiliki sisi estetika untuk menciptakan busana yang menarik.
Melalui Program PKW, Lando berhasil menciptakan 5 hingga 8 baju dalam seminggu. Program ini mempersiapkan lulusannya untuk menjadi wirausahawan yang unggul dan mampu mengembangkan bisnis mereka sendiri.
Baca Juga: Belajar dari Kegagalan hingga Sukses: Proses Pendidikan, Kisah Para Alumni Wirausaha Merdeka
LKP FA Sekolah Mode memberikan dukungan dalam mewujudkan mimpi para lulusannya.
"Kami melaksanakan pembinaan awal usaha setelah program pembelajaran berakhir, termasuk juga untuk Lando," ujar Hatijah.
Lando, khususnya, mendapatkan bimbingan dalam merintis usaha. Dalam waktu singkat, ia berhasil menciptakan 5-8 baju untuk pelanggannya.
Baca Juga: Peringati HUT RI ke-78, DWP Kemendikbudristek Gelar Bazar Dukung UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi
Hasil pendapatan dari usahanya pun tak kalah mengesankan, dengan penghasilan sekitar Rp1,5 juta lebih dalam satu bulan.
"Seandainya ada masalah, saya bisa bertanya kepada instruktur LSP. Melalui pendampingan rintisan usaha inilah skill saya menjadi lebih terasah," tutur Lando dengan senyum.
Lando sangat berterima kasih kepada LKP FA Sekolah Mode dan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan atas kesempatannya mengikuti program PKW ini.
Baginya, program PKW merupakan kesempatan untuk keluar dari zona pengangguran dan membuktikan bahwa orang yang memiliki keterbatasan pun berhak mendapatkan kesuksesan.