"Perang Pasar: Penyebab Sepinya Pasar-Pasar Tradisional Terungkap!"

photo author
- Kamis, 5 Oktober 2023 | 11:21 WIB
Lorong Pasar Tanah Abang yang biasanya selalu ramai kini sepi seperti kuburan. Foto: Kevin Herbian/HarianMassa.ID  (Kevin Herbian )
Lorong Pasar Tanah Abang yang biasanya selalu ramai kini sepi seperti kuburan. Foto: Kevin Herbian/HarianMassa.ID (Kevin Herbian )

 

Catatanfakta.com - Beberapa pasar terkenal dari berbagai wilayah mulai kehilangan daya tariknya dan menjadi sepi dari kunjungan pengunjung.

Pasar seperti Pasar Tanah Abang di Jakarta Pusat dan Pasar Cipadu di Tangerang termasuk di dalamnya.

Kehadiran bisnis toko online disebut sebagai alasan di balik sepinya pasar-pasar tersebut. Namun, apakah ini merupakan satu-satunya faktor yang terlibat?

Baca Juga: Kontroversial: Pertikaian antara Malaysia dan Indonesia Terkait Kabut Asap

Bhima Yudhistira, Direktur Center of Law and Economic Studies (CELIOS), mengonfirmasi bahwa hadirnya toko online benar-benar berpengaruh terhadap pasar-pasar tradisional dan mengganggu persaingan pasar secara keseluruhan.

Produk yang dijual dengan harga rendah di platform toko online dianggap sebagai salah satu penyebab menurunnya minat terhadap pasar fisik.

Meskipun demikian, Bhima juga menyoroti adanya banyak faktor lain yang berperan dalam menyebabkan sepinya pasar-pasar tradisional.

Ia menekankan bahwa toko online hanyalah salah satu dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi keadaan pasar saat ini.

Baca Juga: Malaysia Berani Langkah Tegas: Penutupan Sekolah dan Hujan Buatan untuk Lawan Kabut Asap!

Bhima menjelaskan, "Sebenarnya, toko online memang memiliki pengaruhnya, namun ada banyak faktor lain yang turut serta.

Persaingan yang tidak sehat di platform toko online memang merusak pasar fisik, terutama dalam kategori pasar ritel, karena banyak barang impor yang tersedia di platform toko online, baik di komunitas sosial maupun dalam e-commerce."

"Barang-barang yang dijual di toko online sering kali merupakan barang impor, dan ada juga masalah persaingan harga yang tidak sehat. Ini memengaruhi banyaknya pasar yang sepi. Akan tetapi, terdapat banyak faktor lain yang turut berperan," tambahnya.

Selain itu, Bhima juga menjelaskan bahwa sebelum popularitas toko online meningkat, minat masyarakat terhadap produk non-pangan telah mengalami penurunan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nurhadi.

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X