Bogor, Catatanfakta.com - Institut Agama Islam Sahid (IAIS) Bogor telah menjalin kemitraan yang produktif dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bogor untuk mengadakan program pengenalan literasi media digital.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman remaja dan masyarakat sekitar tentang media digital.
Sosialisasi ini dilakukan dengan penuh semangat di SMP PGRI Tenjolaya pada hari Kamis, 31 Agustus 2023.
Baca Juga: Masa Depan Cerdas Indonesia: Pendidikan Literasi Digital dengan Kolaborasi Multi Pihak
Menurut Ariski Wira, narasumber literasi digital dari Diskominfo Kabupaten Bogor, dalam era perkembangan teknologi dan digitalisasi saat ini, literasi digital menjadi keterampilan kunci, terutama bagi generasi muda.
Literasi digital membantu anak-anak membedakan antara informasi yang akurat dan hoaks, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih cerdas tentang menyebarkan atau menolak informasi yang salah.
Ariski berharap bahwa melalui upaya seperti ini, anak-anak akan menjadi lebih mahir dalam memilah informasi, yang pada gilirannya akan membantu mereka menghindari menyebarkan informasi palsu.
Baca Juga: Pendidikan Literasi Digital: Investasi Berharga untuk Masa Depan Gemilang Anak-anak Indonesia
Kerjasama antara SMP PGRI Tenjolaya dan tim KKN Institut Agama Islam Sahid Bogor disambut baik oleh Ariski, dan ia mengharapkan agar kerjasama ini dapat berlanjut demi menciptakan Kabupaten Bogor yang maju, nyaman, dan berbudaya.
Muflih, Ketua Pelaksana sosialisasi literasi media digital, menjelaskan bahwa program ini merupakan hasil kolaborasi antara IAIS Bogor dan Diskominfo Kabupaten Bogor.
Keberadaan Diskominfo dengan pengetahuan dan kredibilitas tinggi mereka di bidang teknologi informatika dan media digital menjadi aset berharga dalam mencapai tujuan edukatif ini.
Baca Juga: Perempuan Harus Melek Digital: Membuka Jalan Menuju Kesetaraan Gender di Era Digital
Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman kepada remaja tentang batasan dalam mengakses informasi, terutama melalui media sosial.
Muflih berpendapat bahwa tidak semua informasi yang beredar di media sosial bermanfaat, dan penting bagi remaja untuk dapat memilah mana yang berguna dan mana yang tidak.