Catatanfakta.com - Telepon genggam telah merambah dunia pendidikan dengan munculnya konsep Bring Your Own Device (BYOD) atau Bawa Perangkatmu Sendiri.
Dalam sebuah penelitian di Inggris, dua sekolah mengambil jalur berbeda terkait penggunaan telepon genggam selama jam pelajaran.
Hasilnya menarik: siswa yang diperbolehkan menggunakan perangkat seluler untuk pembelajaran lebih banyak merasa terbantu. Bahkan di sekolah yang melarang, 43% siswa masih menggunakan telepon genggam untuk belajar, mengungkapkan peran penting perangkat ini dalam proses pembelajaran.
Baca Juga: Mengungkap Rahasia Sukses: Keterampilan Inkuiri Sains di Awal Pendidikan Anak
Dalam penggunaan sehari-hari, siswa menggunakan telepon genggam untuk kalender, Google, dan tugas sekolah. Mereka juga mengandalkan perangkat ini untuk tetap terorganisir, dengan fitur-fitur seperti alarm dan kamera.
Studi ini menggarisbawahi bahwa telepon genggam dapat menjadi alat pembelajaran yang berharga di dalam kelas.
Namun, sejumlah kekhawatiran juga muncul. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa hampir 30% siswa merasa efek negatif dari penggunaan bebas telepon genggam di sekolah, termasuk gangguan saat pelajaran, penyontekan, pesan berkonotasi seksual, dan perundungan online. Meskipun demikian, 90,7% siswa tetap menggunakan telepon genggam untuk keperluan sekolah mereka.
Baca Juga: Mengajarkan Sains Melalui Aktivitas Sehari-hari: Kunci Pembelajaran Anak Usia Dini
Dari sudut pandang seorang guru, integrasi telepon genggam ke dalam proses pembelajaran memiliki potensi yang besar.
Guru-guru dapat menggunakannya untuk dokumentasi hasil kerja siswa, komunikasi dengan orang tua, serta fleksibilitas dalam mengadakan kelas di lokasi selain ruang kelas.
Sebuah contoh dari seorang guru Matematika, Steven, menunjukkan bagaimana penggunaan telepon genggam dapat memudahkan proses pengajaran.
Dengan tren BYOD semakin meluas, sekolah harus mempertimbangkan manfaat dan hambatan penggunaan telepon genggam dalam pembelajaran.
Temuan-temuan dari penelitian ini dapat menjadi landasan untuk mengembangkan kebijakan yang tepat, menggabungkan potensi positif penggunaan perangkat ini dengan upaya mencegah potensi masalah yang muncul.
Artikel Terkait
Esensi Pendidikan Kewirausahaan: Menumbuhkan Jiwa Inovatif di Sekolah Dasar
Dari Visi Menjadi Kenyataan: Hikmah Mulia Dewi Mengubah Pendidikan Usia Dini
Inspirasi Guru PAUD Indonesia Untuk Dunia
Mengubah Wawasan tentang Pendidikan: Keuntungan Program Observasi dan Pembinaan Guru di Sekolah
Bermain Sambil Belajar: Bagaimana Pengenalan Wajah Membantu Anak Memahami Teknologi Kecerdasan Buatan (AI)