Dampak Kebakaran Gunung Merbabu: 4.000 Pipa Air Rusak, 5 Desa di Magelang Kehilangan Pasokan Air Bersih

Catatanfakta.com - Kebakaran hutan di Gunung Merbabu, Jawa Tengah, pada akhir Oktober, menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur air bersih di sekitarnya.

Terungkap bahwa sekitar 4.000 batang pipa saluran air rusak akibat terbakar, sehingga lima desa di kawasan kaki Gunung Merbabu kehilangan sumber air bersih mereka.

Kelima desa yang terdampak adalah Pogalan, Ketundan, dan Kenalan di Kecamatan Pakis; serta Genikan dan Sumberejo di Kecamatan Ngablak.

Baca Juga: Tiga Warga Alami Luka Bakar Imbas Kebakaran di Cilandak

Peristiwa ini juga berdampak luas pada kehidupan hewan di kawasan tersebut, dengan matinya banyak satwa seperti kijang dan monyet ekor panjang akibat kebakaran itu.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, yang berperan dalam mengatasi permasalahan ini, telah mengidentifikasi kesulitan pasokan air bersih bagi sembilan dusun yang terdampak dan terus menjalankan operasi penyuplai air bersih bagi 45 desa di 14 kecamatan.

Edi Wasono, Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Magelang, mengungkapkan bahwa akibat kebakaran tersebut, rata-rata kerusakan per dusun-nya mencapai 400 hingga 500 batang pipa.

Baca Juga: TPA Cipayung Bersiap Hadapi Kebakaran

Kerugian yang ditimbulkan mencapai sekitar Rp 700 juta, termasuk dalam pembelian dan pemasangan ribuan batang pipa atau kelengkapan lainnya.

Menanggapi dampak kebakaran di Gunung Merbabu, Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang, Adi Waryanto, menyatakan bahwa pihaknya melalui BPBD akan menggunakan anggaran bantuan tidak terduga (BTT) untuk pembiayaan perbaikan kerusakan ini.

Pemerintah Kabupaten Magelang melalui BPBD dan CSR (Corporate Social Responsibility) juga akan memberikan bantuan air bersih kepada masyarakat yang terdampak.

Baca Juga: El Nino Menyebabkan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Langkah Tegas Pemerintah untuk Menanggulanginya

Kasus ini mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan ekosistem kita, karena kerugian yang ditimbul