catatanfakta.com - Pada Sabtu malam, tanggal 27 April 2024, sebuah gempa bumi dengan kekuatan magnitudo (M) 6,5 mengguncang Garut, Jawa Barat.
Getaran gempa dirasakan hingga ke sejumlah wilayah, termasuk Jakarta, dan BMKG memutakhirkan kekuatan gempa tersebut dari 6,5 menjadi 6,2.
Meskipun tidak berpotensi tsunami, gempa Garut pada 27 April 2024 tetap memicu kerusakan pada beberapa bangunan di daerah tersebut.
Baca Juga: Gempa Bumi di Garut M 6,5: Getaran Dirasakan Nyata dalam Rumah hingga Bogor
Kepala Pelaksana BPBD Garut, Aah Anwar, mencatat kerusakan pada 41 unit rumah, fasilitas kesehatan, dan benteng milik perbankan, serta satu unit mobil. Selain itu, ada kerusakan pula di daerah Kabupaten Ciamis, tempat terdapat 12 bangunan rumah yang mengalami kerusakan tersebar di beberapa kecamatan.
Namun demikian, hingga kini BMKG melaporkan tidak adanya korban jiwa akibat gempa Garut 27 April 2024. Meski empat orang dilaporkan luka-luka, mereka telah mendapatkan perawatan dan dapat kembali dipulangkan ke rumah.
Lalu, apa yang menjadi penyebab dari gempa Garut 27 April 2024?
Baca Juga: Menghadapi Gempa Bumi: Protokol dan Antisipasi yang Perlu Diketahui
Berdasarkan informasi dari BMKG, gempa tersebut terjadi di barat daya Garut, Jawa Barat dan memiliki kedalaman 10 km. BMKG juga menyebut koordinat pusat gempa Garut berada di 8,42 LS dan 107,26 BT sejauh 151 km dari Kabupaten Garut.
Gempa tersebut dipicu oleh aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia. Daryono, Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, menjelaskan bahwa hasil analisis mekanisme gempa menunjukkan pergerakan naik (thrust Fault).
Gempa tersebut tergolong ke dalam jenis gempa menengah yang disebut gempa intralempeng (intra-slab earthquake), yakni gempa bumi yang terjadi di bawah lempeng bumi.
Baca Juga: Gempa Bumi Garut: Berita Terbaru dan Informasi Terkini
Aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa Barat menjadi penyebab terjadinya gempa tersebut.
Meski tidak dapat dihindari, ada beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat untuk mengurangi risiko terhadap gempa bumi, seperti memperhatikan faktor keamanan bangunan.
Artikel Terkait
Gempa Sukabumi Memicu Kecemasan: Apakah Gunung Salak Akan Erupsi?
Gempa Sukabumi: Isu Kaitan dengan Gunung Salak Dibantah, Tapi Kewaspadaan Tetap Diperlukan.
Penutupan Jalur Pendakian Gunung Salak dan Kawah Ratu Akibat Peningkatan Aktivitas Gempa dan Cuaca Ekstrem
Gempa Cinta Segitiga Felicia Kawilarang: Mantan CEO Gojek Kevin Aluwi Terlibat, Rumah Tangga Retak!
Gempa Besar Guncang Papua Pegunungan dengan Magnitudo 6,1: BMKG Peringatkan Potensi Dampak Besar!