Semarang Panas Terik: Peneliti Ungkap Penyebab Cuaca Ekstrem di Ibu Kota Jawa Tengah

Suhu maksimum di Semarang mencapai 37,8 derajat Celsius, menandakan peningkatan yang signifikan, sementara di dua kota lainnya tidak terjadi peningkatan yang serupa."

Hal ini menunjukkan bahwa efek perubahan iklim di ketiga kota tersebut bervariasi.

Jakarta, sebagai contoh, menghadapi penurunan kualitas udara akibat peningkatan konsentrasi aerosol, sementara Surabaya mengalami masalah kekeringan yang ekstrem.

Erma menyimpulkan, "Hal yang ingin saya tekankan di sini adalah bahwa meskipun ketiga kota ini berada pada garis lintang yang sama,

Baca Juga: Kuliner Pedas Boyolali yang Harus Dicoba: 5 Restoran Terfavorit dengan Harga Ramah di Kantong

di dataran rendah utara Pulau Jawa, mereka merespons perubahan iklim dengan masalah yang berbeda.

Ini juga terkait dengan pengaruh El Nino."

Oleh karena itu, cuaca ekstrem dan peningkatan suhu di Semarang adalah akibat dari perubahan iklim global yang dapat berdampak secara berbeda di berbagai wilayah, bergantung pada kondisi dan faktor-faktor lokal.

Diharapkan penduduk Semarang dan pemerintah setempat dapat terus meningkatkan kesadaran akan perubahan iklim dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi dampaknya.